Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mendebarkan, Tapi Sepi

Balap mobil triwulanan jakarta motor racing management (jmrm) di ancol. Urutan I dimenangkan van vreeden, kedua sarsito dan ketiga tinton suprapto dalam nomor free for all.

24 Juli 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA Toyota Corolla 1400 yang dikemudikan Tinton Suprapto meluncur keluar landasan pada putaran kedua, harapannya untuk menyusul saingannya, L. van Vreeden tipis sudah. Sekalipun ia mencoba menancap gas membuntuti lawan, tapi keterpautan jarak yang pendek pada putaran pertama menyebabkan Tinton tak mampu berbuat banyak menghadapi musuh yang juga cukup lihay itu. Ia terpaksa puas menempati urutan ketiga di belakang van Vreeden dan Sarsito SA untuk acara balap mobil triwulanan di Ancol, Minggu 11 Juli lalu. Meski nomor free for all dengan persaingan antara van Vreeden, Sarsito. dan Tinton Suprapto cukup mendebarkan dan berlangsung seru, namun acara triwulanan Jakarta Motor Racing Management (JMRM) ternyata masin belum menyedot banyak jago balap. Persaingan masih terbatas pada beberapa nama saja. Juga dalam nomor balap motor. Pembalap kawakan Beng Suswanto, misalnya, tampak lebih asyik mengurusi mesin Yamaha rekannya ketimbang ikut berpacu di atas sirkuit. "Saya ingin memberi kesempatan pada pembalap nuda untuk muncul", alasan Beng Siswanto. Fikiran itu memang tampak segaris dengan apa yang diinginkan pengurus JMRM. Sebab media balap triwulanan ini memang berkaitan dengan pembinaan bibit muda. "Tanpa ada kegiatan seperti ini dunia balap kita akan sepi. Dan kita akan sulit mencari bibit baru", ujar Ketua POSIJA. Mochtar Latif. Tapi mungkinkah akan lahir suatu prestasi tanpa persaingan yang ketat? Sejauh dikaitkan dengan masalah ini, ketidak-hadiran Beng Suswanto di atas sirkuit patut disayangkan. Lain halnya kalau acara triwulanan memang diwujudkan pada pencarian bakat semata. Sebab ada juga pembalap seperti Sarsito dan Andry SA melihat gelanggang triwulanan ini sebagai media persiapan diri untuk perlombaan yang besar. "Ini untuk sekedar pemanasan menghadapi Grand Prix nanti". kilah Sarsito. Apa pun dalih yang dikemukakan masing-masing pembalap ternama tentang kehadiran dan ketidak-ikutsertaan mereka tipisnya partisipasi ini agaknya tak terlepas dari kecilnya nilai hadiah. Tapi, "di luar negeri acara seperti ini hadiahnya juga tak terlalu besar", lanjut Mochtar Latif. Jika demikian, lalu apa yang menjadi penyebabnya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus