KETIKA Toyota Corolla 1400 yang dikemudikan Tinton Suprapto
meluncur keluar landasan pada putaran kedua, harapannya untuk
menyusul saingannya, L. van Vreeden tipis sudah. Sekalipun ia
mencoba menancap gas membuntuti lawan, tapi keterpautan jarak
yang pendek pada putaran pertama menyebabkan Tinton tak mampu
berbuat banyak menghadapi musuh yang juga cukup lihay itu. Ia
terpaksa puas menempati urutan ketiga di belakang van Vreeden
dan Sarsito SA untuk acara balap mobil triwulanan di Ancol,
Minggu 11 Juli lalu.
Meski nomor free for all dengan persaingan antara van Vreeden,
Sarsito. dan Tinton Suprapto cukup mendebarkan dan berlangsung
seru, namun acara triwulanan Jakarta Motor Racing Management
(JMRM) ternyata masin belum menyedot banyak jago balap.
Persaingan masih terbatas pada beberapa nama saja. Juga dalam
nomor balap motor. Pembalap kawakan Beng Suswanto, misalnya,
tampak lebih asyik mengurusi mesin Yamaha rekannya ketimbang
ikut berpacu di atas sirkuit. "Saya ingin memberi kesempatan
pada pembalap nuda untuk muncul", alasan Beng Siswanto. Fikiran
itu memang tampak segaris dengan apa yang diinginkan pengurus
JMRM. Sebab media balap triwulanan ini memang berkaitan dengan
pembinaan bibit muda. "Tanpa ada kegiatan seperti ini dunia
balap kita akan sepi. Dan kita akan sulit mencari bibit baru",
ujar Ketua POSIJA. Mochtar Latif.
Tapi mungkinkah akan lahir suatu prestasi tanpa persaingan yang
ketat? Sejauh dikaitkan dengan masalah ini, ketidak-hadiran Beng
Suswanto di atas sirkuit patut disayangkan. Lain halnya kalau
acara triwulanan memang diwujudkan pada pencarian bakat semata.
Sebab ada juga pembalap seperti Sarsito dan Andry SA melihat
gelanggang triwulanan ini sebagai media persiapan diri untuk
perlombaan yang besar. "Ini untuk sekedar pemanasan menghadapi
Grand Prix nanti". kilah Sarsito.
Apa pun dalih yang dikemukakan masing-masing pembalap ternama
tentang kehadiran dan ketidak-ikutsertaan mereka tipisnya
partisipasi ini agaknya tak terlepas dari kecilnya nilai
hadiah. Tapi, "di luar negeri acara seperti ini hadiahnya juga
tak terlalu besar", lanjut Mochtar Latif. Jika demikian, lalu
apa yang menjadi penyebabnya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini