Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mengundurkan diri

Syarnoebi said, mengundurkan diri sebagai ketua PSSI. (or)

13 Agustus 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AKHIRNYA Syarnoebi Said jadi juga mengundurkan diri. Tampuk pimpinan PSSI sampai Kongres Luar Biasa November mendatang dipegang Soeparjo Pontjowinoto yang sebelumnya menjabat ketua Pelaksana Harian. Pengunduran diri tokoh industri mobil itu sebenarnya tercantum dalam acara Sidang Pengurus Paripurna III PSSI yang berlangsung di Hotel Indonesia (6-7 Agustus). Tetapi mendadak utusan Jawa Barat dalam sebuah sambutannya menginginkan agar rencana pengunduran diri Syarnoebi dibicarakan. Suasana jadi bertambah panas ketika Wahab Abdi dari Dewan Pembina PSSI menyambut usul Jawa Barat itu dengan kata-kata: "Kalau Pak Syarnoebi Said minta mundur, kenapa kita halang-halangi. Kalau mau mundur ya mundur saja. Mari kita setujui." Syarnoebi yang mendidih emosinya lantas menyatakan mengundurkan diri seketika dan meninggalkan ruangan sidang sambil berteriak "Hidup PSSI!" Tetapi 3 jam setelah itu, Syarnoebi muncul kembali setelah dibujuk 5 orang utusan sidang. Ia yang semula menunjuk Ketua Bidang Pembinaan Daerah, Supardi menggantikannya, dalam suasana tenang di sidang itu mengubah keputusan dengan menunjuk Soeparjo Pontjowinoto untuk memimpin PSSI sampai kongres yang akan datang. Penunjukan Supardi "secara sewenang-wenang" tadi menurut beberapa sumber berpangkal dari pertikaian lama antara Syarnoebi dan Soeparjo dalam masalah larangan pemain impor dalam klub Liga. Syarnoebi memaksakan kehendaknya supaya pemain asmg segera dilarang, sementara SoeparJo menghendaki pentahapan. Mundurnya Syarnoebi sebaliknya memantapkan Sutyono J. Alis untuk tetap berada dalam kepengurusan organisasi sepak bola itu. Sekretaris Umum PSSI itu semula berniat mundur setelah SPP sebagai jawaban terhadap tantangan Syarnoebi yang katanya akan segera mundur kalau Sutyono mundur lebih dulu. "Pernyataan saya dulu itu hanya karena suasana kerja waktu itu yang tidak memungkinkan saya untuk duduk dalam kepengurusan," jawab Sutyono ketika ditanya wartawan. Katanya, di bawah Syarnoebi keputusan rapat sering berubah tergantung pada kemauan Syarnoebi. Lagi pula, katanya, selama ini keuangan PSSI tergantung pada donatur yang duduk dalam kepengurusan. "Tak ada sumber dana yang tetap," katanya. Syarnoebi yang menurut kabar telah mengeluarkan uang Rp 400 juta selama memimpin PSSI 19 bulan, masih ingin membantu organisasi yang ditinggalkannya itu. "Selama saya masih mampu," katanya kepada TEMPO. Masalah eksistensi Liga yang semula diduga menjadi pembicaraan hangat dalam SPP ternyata tidak menimbulkan perdebatan, dan disepakati untuk menjadi anggota penuh PSSI. Hanya kelak akan diatur agar seorang pemain tidak bisa langsung menjadi pemain Galatama, seperti kejadian selama ini. Ketua Bidang Liga PSSI, Nabon Noor, dalam sidang menyatakan bahwa seorang pemain, baru bisa menJadi pemain Liga sekurang-kurangnya sudah 3 tahun tampil di perserikatan. Itu pun kalau ada izin dari klub perserikatan yang bersangkutan dan disetujui PSSI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus