Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pierluigi Collina salah satu wasit sepak bola terkenal. Ia dikenal karena karakter sikapnya yang tegas dan berwibawa. Belakangan namanya menjadi sorotan karena ia mengusulkan perubahan aturan penalti. Pierluigi Collina yang juga komite wasit UEFA mengatakan bahwa ia sudah menyampaikan usulannya kepada Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB). Collina mengusulkan adanya larangan penendang penalti menendang bola pantulan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Usulan Perubahan Peraturan Penalti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari World Soccer Talk, Pada awal Februari 2025, Collina mengusulkan perubahan aturan dalam tendangan penalti, karena memandang aturan yang berlaku saat ini terlalu menguntungkan penendang bola dan mengabaikan keadilan untuk kiper.
Usulan ini bertujuan untuk mengatasi ketidakseimbangan keuntungan antara penendang penalti dan penjaga gawang. Menurut dia, usulan ini juga bertujuan mengurangi tingkat keberhasilan penalti yang tinggi, sehingga membuat persaingan makin seimbang antara penyerang dan penjaga gawang.
2. Datang ke Indonesia
Pierluigi Collina sempat menyambangi Indonesia pada saat Piala Dunia U-17 2023. Kedatangannya diharapkan memotivasi wasit-wasit lokal untuk meningkatkan kualitasnya dalam memimpin pertandingan
Momen ini diabadikan oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir dengan mengunggah foto bersama Collina mengenakan batik. "Siapa yang tidak tahu Pierluigi Collina? Wasit legendaris yang sekarang menjadi Ketua Komite Wasit FIFA ini terkenal killer dan sangat disegani pemain waktu memimpin pertandingan," kata Erick dalam keterangan fotonya pada 10 November 2023.
3. Debut Sebagai Wasit di Liga Italia
Collina mengawali debut sebagai wasit di tingkatan tertinggi liga Italia, Serie A pada 1991. Sebelumnya, ia tiga tahun mengawal laga di divisi Serie C1 dan C2. Sebagai wasit ia dikenal tegas sehingga tidak jarang membuat gentar pemain yang hendak protes akan keputusannya. Ia dikenal sebagai wasit yang berkualitas saat memimpin pertandingan.
Collina juga sempat memimpin final Liga Champions 1999 yang ikonik antara Manchester United dan Bayern Munchen dan final Piala Dunia 2002. Dia adalah tokoh kunci dalam banyak laga terkenal selama awal tahun 2000-an.
4. Pernah Bermimpi Menjadi Pesepak Bola
Sebelum menjadi wasit, Collina sempat bercita-cita menjadi pemain sepak bola profesional. Namun ketika berusia 17 tahun, ia menyadari bahwa mimpi itu sulit untuk diraih, sehingga ia mengikuti saran temannya untuk ikut kursus wasit.
5. Penghargaan
Collina dikenal jarang terintimidasi oleh pemain-pemain berang seperti seperti Paolo Maldini dan Roberto Baggio. Ia juga memiliki sifat tenang dan horma yang membawanya terpilih menjadi wasit terbaik Italia dan FIFA selama pertengahan 1990-an.
Collina dianugerahi gelar Wasit Terbaik Dunia versi IFFHS pada 1998, 1999, 2000, 2001, 2002, dan 2003. Ia juga mendapat gelar kehormatan Doctor of Science (2004) dari Universitas Hull, Inggris, serta Hall of Fame Sepak Bola Italia (2011).
Danar Trivasya Fikri, Randy Fauzi Febriansyah turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini