DESAH napas kecewa terdengar dari hampir semua sudut tempat duduk. Sekitar 10.000 penonton Istora Senayan terhenyak. Dua kekalahan beruntun Liem Swie King dan Hastomo Arbi dari pemain-pemain RRC Han Jian dan Yang Yang di pertandingan semifinal turnamen Piala Alba 1984, Sabtu malam pekan lalu, tampak amat memukul mereka. Dan tentu saja bukan para penonton itu saja yang terpukul karena kekalahan tersebut. Jutaan penggemar bulu tangkis Indonesia, yang baru empat bulan lalu bersuka-ria merayakan kemenangan regu Piala Thomas Indonesia di Kuala Lumpur, tak ayal kehilangan kebanggaan mereka. Sebab, di kandang sendirl, pahlawan-pahlawan mereka dipecundangi oleh pemain-pemain RRC. Datang dengan pemain yang sebagian besar merupakan pemain yang dulu memperkuat tim Piala Thomas mereka, RRC rupanya sudah betul-betul siap menebus kekalahan mereka. "Target Yang Yang dan Han Jian, terutama dalam turnamen kali ini, minimal mengalahkan lawan yang pernah mengalahkan mereka," kata pelatih RRC Hou Jiachang. Dan itu, katanya, terutama ditujukan terhadap pemain-pemain Indonesia. Apakah artinya RRC ingin membuktikan bahwa kekalahan mereka di Piala Thomas tempo hari karena kebetulan? Pelatih kelahiran Jawa Tengah itu tak sepenuhnya mengiyakan pertanyaan TEMPO. Ditemui setelah anak buahnya, Han Jian memenangkan tunggal putra Piala Alba, Hou mengatakan, "Sebenarnya saat ini kekuatan pemain putra Indonesia masih seimbang dengan RRC." Jelasnya, "Kami hanya menang karena lebih bersungguh-sungguh mau menang."Hal yang sama dulu dibuat oleh pemain-pemain Indonesia pada perebutan Piala Thomas. Menurut Hou, kekalahan King dari Han Jian, misalnya, lebih tepat disebutkan sebagai "kekalahan stamina pemain yang bermain dua kali". King, memang, selain bermain untuk tunggal, juga ikut bertarung bersama Kartono di partai ganda - dan pasangan ini meraih satu-satunya kemenangan buat tim Indonesia dari lima partai yang dipertandingkan. "Kalau King hanya main dalam single, maka hasilnya mungkin lain," kata Hou. Ia mengatakan, kekalahan King, betapapun, berbeda dari kekalahan Hastomo dari pemain kidal mereka, Yang Yang. "Pemain muda ini bisalah disebut setingkat lebih di atas Hastomo," katanya. Toh, pendapat Hou itu bisa meragukan. Sebab, terbukti di final, Yang Yang, juara nasional RRC I984, yang kerap dipujinya itu, kandas ketika melawan Han Jian. Jadi, bagaimana sesungguhnya perbandingan kekuatan pemain putra RRC dan Indonesia sekarang? "Tetap masih seimbang," kata Ferry Sonneville, ketua umum PBSI. Menurut Ferry, dalam keadaan serupa itu, faktor keberuntungan sering menjadi unsur penentu. King misalnya, menurut Ferry, tahun-tahun terakhir ini punya hoki jelek, sehingga sering menelan kekalahan. Dari sembilan kali pertandingan melawan Han Jian selama ini, King lima kali kalah. Namun, kata Ferry, kekalahan dalam turnamen seperti Alba yang bersifat individual ini tak perlu terlalu dirisaukan. Pengurus PBSI, menurut dia, sudah mempunyai skala prioritas pertandingan mana yang harus dihadapi "habis-habisan" dan mana yang tidak. Dan khusus untuk Turnamen Piala Alba yang juga menyediakan hadiah uang sekitar RP II8 juta, Ferry mengakui, "Persiapan lebih banyak diserahkan kepada pribadi dan klub pemain yang bersangkutan." Dengan kata lain, Ferry rupanya menolak bahwa peta kekuatan bulu tangkis saat ini sudah sepenuhnya di tangan RRC. "Hanya di bagian putri, terus terang harus diakui kita ketinggalan dari mereka. Di bagian putra, belum," ujar Ferry. Dia lalu mengepalkan tinju dan berkata, "Tunggu kesempatan lain, kita akan mengalahkan mereka." Turnamen bulu tangkis Piala Alba yang diadakan kali ini di Jakarta merupakan turnamen tahunan yang dilaksanakan perusahaan pembuat jam Alba. Sudah dilaksanakan untuk keempat kalinya, kejuaraan yang memperebutkan lima partai setiap kali turnamen itu tahun ini dimenangkan oleh pemain-pemain RRC. Mereka merebut tiga gelar Juara, yaitu tunggal putra, tunggal putri, dan ganda campuran. Partai lain direbut oleh pemain Indonesia untuk ganda putra dan pemain Inggris/Swedia, Nora Perry/ Thomas Kihlstroem untuk ganda campuran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini