Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Indonesia menghormati penundaan Olimpiade Tokyo 2020 yang diputuskan setelah pembicaraan antara Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo dan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach pada Selasa lalu. Akhirnya Olimpiade diputuskan diundurkan ke tahun depan karena pandemi virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Komite Olimpiade Indonesia (NOC), Raja Sapta Oktohari, mengatakan penundaan Olimpiade 2020 memiliki nilai positif untuk atlet karena bisa memperpanjang waktu persiapan dan membuat latihan semakin matang sehingga hasilnya bisa maksimal dan sesuai dengan harapan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bagi atlet yang belum lolos kualifikasi, siapa tahu dengan adanya penundaan ini peluangnya bisa kembali terbuka dan berkesempatan mengikuti proses kualifikasi. Jadi, kami lihatnya lebih ke sisi baiknya, lah," kata Okto saat dihubungi kemarin.
Untuk mengetahui kelanjutan proses kualifikasi atlet, Okto mengatakan akan terus menjalin komunikasi dengan IOC. Jika mengacu ke jadwal normal, proses kualifikasi memiliki tenggat pada April. Namun, dengan ditundanya Olimpiade, proses kualifikasi belum ada kejelasan.
"Apakah kualifikasi semuanya ditutup atau nanti bisa kembali dibuka? Kalau iya, kapan jadwalnya? Lalu, metode kualifikasi nanti akan seperti apa?" kata Okto. "Yang jelas, konsekuensinya kan pasti ke anggaran. Tapi, untuk estimasi penambahan anggarannya, kami belum tahu karena harus ada perencanaan lagi."
Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia meminta para atlet yang sudah dan belum lolos Olimpiade atau Paralimpiade tetap bersemangat berlatih. Para atlet tetap bisa melakukan latihan sesuai dengan prosedur kesehatan yang sudah dianjurkan, yaitu mengutamakan menjaga jarak fisik (social and physical distancing) dan menjaga kesehatan sesuai dengan protokol olahraga.
"Dalam latihan, memakai pola sederhana dan tidak berkumpul banyak orang, tapi tetap memperhatikan situasi dan kondisi akibat masih merebaknya virus corona," kata Sekretaris Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto.
Sementara itu, di Tokyo, Jepang, para pejalan kaki yang melewati depan Stasiun Tokyo berkumpul mengitari jam hitung mundur Olimpiade. Mereka mengambil gambar ketika jam hitung mundur itu berhenti menayangkan angka-angkanya. Olimpiade Tokyo 2020 tadinya dijadwalkan dimulai pada 24 Juli, dan pada Selasa lalu jam hitung mundur masih menunjuk ke angka 122 hari, demikian juga dengan jam, menit, dan detik sampai pembukaan Olimpiade.
Sampai pekan lalu, sebenarnya pemerintah Jepang dan IOC masih ngotot Olimpiade Tokyo bisa berlangsung sesuai dengan jadwal. Namun gelombang desakan dan pandemi virus corona yang semakin luas di berbagai negara mendorong IOC mengambil keputusan secepat mungkin. "Keputusan ini untuk memastikan kesehatan para atlet dan semua orang yang terlibat di Olimpiade serta komunitas internasional," kata Abe Shinzo. ANTARA | IRSYAN HASYIM | NUR HARYANTO
Persiapan Atlet Bisa Lebih Matang
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo