WAJAH '3 Besar' PSSI tak banyak berubah dibandingkan dengan
putaran akhir kompetisi sebelumnya. Pergescran tempat dalam
tahun kompetisi 1975-1977 cuma terjadi antara 3 bond. Tiket
final 1973-197' yang dulu diraih oleh PS Bangka Persipal (Palu).
dan Persema (Malang) kini direnggut oleh PSM (Ujung Pandang),
Persib (Bandung) dan PSBI (Blitar). Sisanya tetap berada
ditangan Persija (Jakarta), PSMS (Medan), Persipura (Jayapura),
Persebaya (Surabaya), dan Persiraja (Banda Aceh) dua kesebelasan
pertama adalah 'juara kembar' PSSI.
Perlu Bukti
Munculnya kembali PSM, Persib, dan PSBI dalam percaturan akhir
tahun ini memang terasa menghembuskan angin segar. Sampai di
mana ketia kesebelasan ini akan berbicara lagi di tingkat
persepakbolaan nasional? Orang mudah menjawab: waspada terhadap
'kuda hitam'. Kesebelasan Persib yang meremajakan diri sejak
kegagalan 2 tahun lalu, kini tampak menunjukkan kemajuan pesat.
Mereka muncul sebagai juara pool B tanpa terkalahkan selama 4
kali pertandingan. Juga tanpa kebobolan satu kali pun.
Akan PSM sekalipun mereka hanya menduduki urutan kedua dalam
pool B di bawah Persih, pantas pula diperhitungkan. Trio
penyerang Anwar Rarnang, Abdi Tunggal. dan Syamsudin Umar
termasuk pemain yang produktif menyaranghan bola ke gawang.
Dalam 4 kali pertandingan 1 gol (Jumlah yang sama dengan
Persib) yang diceploskan PSM ke daerah pertahanan terakhir
lawan. Sementara kiper mereka cuma kecolongan 4 kali.
Bangkitnya kembali 2 kesebelasan ini tampak menarik perhatian
penggemar sepakbola. Bahkan diramalkan mereka akan mampu
menempatkan diri di semi final atau kelompok '4 Besar'. Dua tim
lain yang diperkirakan Persija dan Persiraja.
Ditampilkannya Persijraja dalam kelompok yang diunggulkan tak
lain lantaran PSMS sedang dalam proses menyusun kekuatan
kembali. Dalam beberapa kali pertandingan menghadapi Persiraja,
mereka kelihatan tak berkutik banyak. Waktu PON IX, Juli 1977
lalu PS MS yang diperhitungkan sebagai finalis justru tersingkir
di kaki pemain Persilaja di ronde awal.
Bagaimana halnya dengan Persipura? Sekali pun tim ini menjadi
inti kesebelasan Irian Jaya dalam pertandingan final PON IX,
tapi penempatan diri kali ini kelihatan kurang menguntungkan
mereka. Berada satu pool bersama Persija, Persib, dan Persebaya,
mereka memerlukan perjuangan keras untuk mencapai semi-final.
Satu hal yang menguntungkan Persipura adalah semangat juang
pemainnya yang tak pernah padam oleh kebobolan gol.
Perjuangan keras juga dituntut dari Persija, tim yang
diperkirakan jadi juara. Sekali pun mereka merupakan wajah
kesebelasan nasional dengan pemain Iswadi Risdianto, Simson
Rumahpasal, Johannes Auri, dan lain-lain. tapi mereka tak kurang
luka tersandung di jalan yang licin. Menghadapi permainan lawan
yang keras sering tak berkutik. Yang menguntungkan mereka adalah
dalam pertandingan pool D di Semarang, pekan lalu kesebelasan
lawan PSBI, PSP (Padang) dan Persma (Manado) tak begitu menguras
tenaga mereka. "Kami baru mau meningkat, sementara tenaga lawan
sudah mulai terkuras," kata bekas pemain Bob Hippy yang
mendampingi Persija di penyisihan pool.
Adakah keuntungan itu bisa dijadikan pegangan? Persija perlu
membuktikannya di hadapan penonton Stadion Utama Senayan,
Jakarta dalam pertandingan lanjutan pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini