Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MANCHESTER - Jose Mourinho kembali ke Old Trafford, dinihari nanti. Pelatih berusia 56 tahun itu akan menemani tim barunya, Tottenham Hotspur, menantang Manchester United dalam lanjutan pekan ke-15 Liga Primer Inggris musim ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tentu ini akan menjadi laga spesial bagi Mou, sapaan Mourinho. Sebab, ia akan melawan tim yang pernah dilatihnya. Mourinho pernah menjadi manajer Setan Merah sejak 1 Juli 2016 hingga dipecat pada 18 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama dua setengah musim, Mourinho merasakan manis-pahit. Manis, ketika dia sukses memberikan satu trofi Piala Liga Inggris, satu trofi Liga Europa, dan satu Community Shield untuk United.
Kenangan pahit tentu saja ketika ia dipecat karena perjalanan buruk United pada musim kompetisi 2018/2019. Kekalahan 1-3 oleh Liverpool di Anfield seperti ketuk palu karier Mou di Manchester United. Mourinho digantikan oleh legenda klub, Ole Gunnar Solskjaer, hingga sekarang.
Sejumlah fan Spurs dan penikmat Liga Primer seperti harap-harap cemas menanti laga di Old Trafford. Banyak dari mereka yang ingin melihat ambisi Mourinho membalas dendam.
Namun Mourinho tegas membantah logika tersebut. Mantan manajer Chelsea dan Real Madrid itu menegaskan tak ada rasa sakit hati yang ia simpan. Bahkan Mou menegaskan bahwa hubungannya dengan petinggi United masih bagus sampai sekarang.
Mourinho pun mengklaim sejumlah petinggi United memberi ucapan selamat setelah ia dilantik menjadi manajer Tottenham.
"Ucapan pertama datang dari Direktur United Richard Arnold, setelah dia ada bos Ed Woodward, ya, mereka semua pemimpin saya. Orang-orang spesial," kata Mourinho.
Sejumlah media Inggris menyebutkan bahwa Mourinho punya agenda pertemuan dengan sejumlah staf dan pejabat klub United beberapa jam sebelum pertandingan. Kabarnya, Mourinho akan berjumpa dengan sejumlah staf yang pernah membantunya di United, seperti kepala juru masak klub Mike Donelly.
Ada juga staf medis hingga yang mengurus seragam pemain dan pelatih. Kabarnya, Mourinho berutang ucapan pamit kepada mantan stafnya itu. Rupanya, setelah dipecat, ketika itu Mourinho tak sempat bersalaman dan berpamitan kepada mereka.
Selain niat reuni, Mourinho membawa bekal gengsi saat datang ke Old Trafford. Mourinho sukses mengembalikan keganasan lini serang Spurs. Buktinya, dalam tiga laga terakhir, Harry Kane cs meraih kemenangan.
Pertama, skor 3-2 atas West Ham di Liga Primer. Berlanjut kemenangan 4-2 atas Olympiakos di Liga Champions. Lalu kemenangan 3-2 atas Bournemouth di Liga Primer.
Walhasil, Mourinho sukses mengerek posisi Spurs di klasemen Liga Primer dari posisi 14 pada pekan ke-12 dengan 14 poin ke peringkat kelima dengan 20 angka.
Jika Mou menang atas United, dinihari nanti, ia akan dicatat dalam buku sejarah klub. Ya, Mourinho berpeluang menjadi manajer Spurs pertama yang mampu meraih tiga kemenangan beruntun di Liga Primer pada awal kepemimpinan.
Yang tak kalah penting, Mourinho berhasil memulihkan mental para pemain yang sempat amburadul lantaran sering gagal menang ketika masih dilatih Pochettino.
Kelemahan tentu saja ada. Mourinho belum mampu mempertebal lini pertahanan Tottenham. Dalam tiga kemenangan beruntun, gawang Paulo Gazzaniga sudah kemasukan enam gol.
Sementara itu, tekanan berat justru tertuju kepada Solskjaer. Dalam tiga laga terakhir, Setan Merah tak sanggup meraih kemenangan.
Pertama, imbang 3-3 melawan Sheffield United. Lantas kalah 1-2 oleh Astana di Liga Europa, dan paling anyar imbang 2-2 saat menjamu Aston Villa, Ahad lalu.
Posisi United di tabel klasemen pun merana. Hingga pekan ke-14, Manchester merah bertengger di posisi kesembilan dengan perolehan 18 angka. Merujuk pada media-media Inggris, kini posisi Solskjaer yang tak aman.
Jika United kalah oleh Spurs, dinihari nanti, kuat dugaan Solskjaer bisa ditendang dari kursi manajer. Kabarnya, pria berkebangsaan Norwegia itu sudah pamit ke skuad United andai saja mereka kalah oleh Tottenham.
Namun, di depan media, Solskjaer masih menunjukkan optimismenya. Menurut dia, dua laga berat United berikutnya, yakni melawan Tottenham dan Manchester City, bakal jadi ajang pembuktian kubu Setan Merah.
"Kami akan buktikan United masih bisa bersaing dengan tim besar. Terlebih kami punya hasil bagus melawan tim besar musim ini," kata Solskjaer.
Walhasil, Solskjaer harus bisa membuktikan omongannya. Terlebih kondisinya saat ini sudah teramat pelik. Jika masih gagal menang, bisa saja dia akan menyusul Pochettino dan Unai Emery, dua pelatih yang terdepak menjelang tengah kompetisi. METRO | DAILYMAIL | GOAL | INDRA WIJAYA
Reuni di Old Trafford
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo