Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERHELATAN Piala Eropa bagaikan show room raksasa para bintang sepak bola. Aksi mereka selalu dipelototi para pelatih dan pemilik klub yang menginginkannya. Setelah kejuaraan tersebut berakhir, kasak-kusuk dan negosiasi untuk memperebutkan pemain bintang kian kentara. Tak hanya pemain dari tim juara atau yang lolos ke partai final yang dilirik, hampir semua pemain yang menonjol di tiap-tiap tim kini juga jadi incaran.
Sebagai contoh, Michael Ballack. Kendati timnya, Jerman, tidak lolos dari penyisihan grup, ia tetap diincar oleh klub raksasa Barcelona. Klub Ballack, Bayern Muenchen, atas persetujuan agennya, Michael Becker, mematok harga 50 juta euro (sekitar Rp 500 miliar). Sejauh ini Barcelona alias Barca hanya berani menawar 10 juta euro. Tapi negosiasi belum selesai. "Ballack tetap berharap pindah ke Barcelona," kata Becker. Berkali-kali ia bertemu dengan Ballack untuk membicarakan hasil pertemuannya dengan Presiden Barcelona, Joan Laporta.
Sesudah Piala Eropa berakhir, para pemain memang lebih leluasa bertemu dengan agennya dan bernegosiasi. Ini berbeda dengan ketika mereka masih bertanding membela negaranya. Para pelatih cenderung protektif terhadap pemainnya, tak mengizinkan sembarang orang bertemu, meski itu agennya sendiri.
Tak hanya Ballack, para pemain seperti Deco (Portugal), Michael Owen (Inggris), Ruud van Nistelrooy (Belanda), Milan Baros (Republik Cek), Johan Vonlanthen (Swiss), sampai pemain tua Henrik Larsson (Swedia) juga masuk dalam daftar bursa transfer. Harga mereka banyak ditentukan oleh penampilan tiap pemain selama semusim terakhir. Tapi ada pula yang melejit tiba-tiba gara-gara penampilannya yang memukau dalam Piala Eropa.
Johan Vonlanthen termasuk kategori terakhir. Dari seorang pemain yang tak masuk hitungan, sekarang ia menjadi rebutan banyak klub besar. Tak kurang dari Juventus, Ajax Amsterdam, Real Madrid, dan Tottenham Hotspur mengincar striker nasional Swiss ini.
Vonlanthen berhasil memanfaatkan "ruang pamer" Piala Eropa dengan teramat baik. Ketika Swiss kalah 1-3 dari Prancis, ia mencetak gol semata wayang bagi negaranya. Ini mengesankan. Pemain PSV Eindhoven ini tercatat sebagai pemain termuda sepanjang sejarah yang berhasil mencetak gol di putaran final Piala Eropa.
Wayne Rooney beberapa bulan lebih tua dari Vonlanthen, sama-sama 18 tahun. Tapi striker nasional Inggris ini sudah jauh lebih dikenal. Piala Eropa seolah jadi ajang pengakuan atas kemampuan Rooney yang sebenarnya. Pemain yang merumput di Everton ini mengemas empat gol sebelum terhenti karena Inggris kalah di perempat final.
Manchester United (MU) dan Chelsea, yang telah lama tertarik pada Rooney, kini semakin bernafsu menggaetnya. Sejauh ini keinginan tersebut masih terbentur harga. Everton menginginkan harga 50 juta poundsterling (sekitar Rp 675 miliar). Sementara itu, pemilik Chelsea, Roman Abramovich, hanya berani menawar 35 juta poundsterling. Dan MU belum berkomentar terang-terangan soal penawaran itu.
Rooney merupakan anomali dalam tim Inggris. Ketika harga para pemain Inggris jatuh karena penampilan mereka yang buruk, harga Rooney justru melangit. Angka yang ditawarkan Everton termasuk fantastis. Harga itu lebih tinggi daripada yang didapat Zinedine Zidane empat tahun lalu saat dibeli Real Madrid dari Juventus, US$ 66 juta (sekitar Rp 594 miliar). Ini rekor termahal yang belum pecah.
Bandingkan dengan nasib rekannya, David Beckham. Chelsea pernah mengincar pemain ini dengan harga 20 juta poundsterling (sekitar Rp 270 miliar). Sekarang? "Chelsea punya dana, tapi mereka tidak bodoh untuk membeli Beckham, apalagi sekarang ia hampir berusia 30 tahun," kata seorang sumber Chelsea yang dikutip The Sun. Ini juga berlaku untuk harga Michael Owen, Paul Scholes, atau Steven Gerrard.
Bukan cuma pemain muda yang menjadi incaran, tapi juga pemain senior. Sambil bernegosiasi dengan agen Ballack, Barcelona rupanya juga mengincar striker tua Swedia, Henrik Larsson, 34 tahun. Pemain yang sekarang merumput di Glasgow Celtic, Skotlandia, ini berstatus free alias bebas transfer. "Pelatih kami, Frank Rijkaard, tahu banyak tentang Larsson. Dia terus membicarakan kemungkinan Larsson ke Barcelona," kata Presiden Barcelona, Joan Laporta. Dalam Piala Eropa lalu, pemain ini berhasil melesakkan tiga gol buat timnya.
Rencana tersebut langsung membuat resah bintang Barcelona seperti Patrik Kluivert. Kebetulan posisinya sama seperti Larsson, striker. Jangan heran jika kini Kluivert berusaha mencari klub baru. Begitu juga tiga pemain lain asal Belanda: Philip Cocu, Marc Overmars, dan Michael Reiziger.
Yang ironis adalah para pemain Yunani. Kendati berhasil mengangkat gengsi negaranya, mereka justru kebingungan mencari klub baru. Mereka antara lain kapten tim nasional Yunani, Theodoros Zagorakis, Costas Katsouranis, Michalis Kapsis, Vassilis Lakis, dan Vassilis Tsartas. Kelima pemain dari klub AEK Athens ini sudah sepakat untuk hengkang, tapi belum tahu mau ke mana. Soalnya, AEK Athens tengah mengalami kesulitan ekonomi. Klub itu berniat mengadakan pemotongan gaji. Tentu saja para pemain keberatan.
Yunani bukanlah negara besar dalam tradisi sepak bola. Malah, dua tahun terakhir klub-klub di sana terjebak utang besar. Mungkin ini pula yang mendorong pemain Yunani tampil habis-habisan dalam Piala Eropa. "Kami telah menunjukkan kepada mereka (penonton Eropa) teknik permainan yang kami bisa," kata penjaga gawang Antonis Nikopolidis. Seperti agen-agen para bintang lainnya, kini giliran agen pemain Yunani berjuang menjajakan mereka ke klub-klub yang makmur.
Andy Marhaendra (dari berbagai sumber)
Free Transfer
Thomas Helveg
Denmark
Klub: Inter Milan
Peminat: Man. City
???
Milan Baros
Republik Ceko
Klub: Liverpool
Peminat: Chelsea
Rp 405 miliar
Ruud van Nistelrooy
Belanda
Klub: Manchester Utd.
Peminat: Real Madrid
Rp 675 miliar
Wayne Rooney
Inggris
Klub: Everton
Peminat: MU, Chelsea
Rp 40,5 miliar
GiourKas Seitaridis
Yunani
Klub: Panathinaikos
Peminat: FC Porto
Rp 150 miliar
Deco
Portugal
Klub: FC Porto
Peminat: Chelsea, Barcelona
Bursa Pemain Seusai Piala Eropa
Michael Owen Ashley Cole Takis Fyssas Michael Ballack Oliver Kahn Edgar Davids | Miguel Paulo Ferreira Francisco Costinha Thomas Gravesen Marek Heinze Marek Jankulovski Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 4 November 2006 PODCAST REKOMENDASI TEMPO olahraga jadwal Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |