Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBASTIAN Vettel pernah merasakan sensasi langit ketujuh. Perasaan itu ia dapat ketika untuk pertama kali berjabat tangan dengan sang idola, Michael Schumacher. Usianya saat itu 10 tahun. "Ketika Michael menyalami saya, selama seminggu saya merasa seperti di awang-awang," ucap Vettel mengenang.
Sensasi yang sama sekali lagi ia rasakan selepas Grand Prix Formula 1 di Sirkuit Interlagos, Brasil, dua pekan lalu. Kali ini karena ia melakukan hal yang pernah dicapai Schumacher: menyabet gelar juara dunia balap jet darat. Dan ini adalah gelar ketiga kalinya tanpa putus.
"Sulit untuk mengatakan apa yang ada dalam kepala saya sekarang. Saya benar-benar tak tahu. Rasanya seperti berada di luar angkasa," ujar Vettel. "Adrenalin saya sedang memuncak. Jika Anda mencubit saya sekeras mungkin sekarang, saya tidak akan merasakan apa-apa."
Torehan Vettel di Brasil memang luar biasa. Pembalap Jerman 25 tahun ini kini masuk jajaran elite pembalap F1 dunia. Namanya kini sejajar dengan pembalap legendaris semacam Ayrton Senna, Niki Lauda, Nelson Piquet, Sir Jackie Stewart, dan Jack Brabham. Mereka semua adalah pembalap yang berhasil membukukan tiga gelar juara dunia. Hanya Schumacher, Juan Manuel Fangio, dan sang profesor Alain Prost yang meraih lebih dari tiga gelar.
Kehebatan Vettel berada di balik kemudi mobil F1 sudah terlihat sejak Grand Prix Amerika Serikat 2007. Saat itu, dia menjadi pembalap termuda yang meraih angka dengan finis di urutan kedelapan. Hanya, tak ada yang mengira bila belia asal Heppenheim, Jerman, ini kelak bakal melaju jauh: menjadi kampiun termuda tiga kali berturut-turut.
Vettel tak meraih prestasi itu dalam sekejap. Jalannya menuju puncak karier ditapakinya sejak kecil. Lahir pada 1987 sebagai anak tukang kayu, Vettel cilik memulai debutnya sebagai pembalap di kejuaraan gokar. Saat itu usianya 3 tahun.
Pada 1995, ia "benar-benar serius" menekuni dunia balap mobil. Bakatnya yang besar membuat tim Red Bull F1 Racing tertarik memakai jasanya pada 2000. Setelah lolos uji fisik dan mental, dia resmi bergabung dengan tim Red Bull Racing junior.
Pada 2003, Vettel mendapatkan lisensi untuk berlomba di balap mobil single seater Formula BMW. Pada musim balap itu, ia pun mengantongi 18 gelar juara seri dari 20 lomba. Melihat ini, pabrikan mobil asal Jerman itu langsung menawarkan satu kursi di kejuaraan balap paling prestisius di muka bumi: Formula 1.
Namun, sebelum sampai ke lintasan impian itu, kebolehan Vettel mesti diuji dulu di arena F3 Euro Series. Dia sempat tertatih-tatih, tapi akhirnya sukses menjadi runner-up di belakang Paul di Resta pada musim balap 2006. Di musim yang sama, ia menjadi pembalap ketiga alias test driver tim BMW Sauber F1.
Sang nasib akhirnya membawa Vettel duduk di balik kemudi F1 dalam balapan sesungguhnya. Itu terjadi setelah pembalap utama BMW Sauber, Robert Kubica, gagal tampil di Grand Prix Amerika Serikat pada 2007. Kubica mengalami kecelakaan dalam seri sebelumnya di Kanada.
Kesempatan emas itu tak ia sia-siakan. Vettel tampil percaya diri. Dan usahanya berbuah manis. Ia finis di posisi kedelapan sekaligus mengukuhkan diri sebagai pembalap termuda yang berhasil mencetak angka di Formula 1. Setelah itu, nama Vettel menjadi buah bibir di setiap paddock.
Penampilan Vettel yang luar biasa mengantarnya meraih kursi tetap di F1 pada sisa musim 2007. Namun bukan tim BMW Sauber yang memberinya jalan. Adalah tim Toro Rosso yang kepincut aksinya dan menjadikannya pembalap utama. Masuknya Vettel ke tim ini memakan korban. Pembalap Amerika Serikat, Scott Speed, harus angkat kaki dari tim kembaran Red Bull ini lantaran tak kunjung unjuk gigi.
Pertaruhan berani Toro Rosso ini dijawab Vettel. Di Grand Prix Italia 2008, di bawah guyuran hujan lebat, ia menembus finis pertama. Inilah gelar pertama Vettel di F1.
Saat itu, Vettel terlihat begitu lihai di lintasan basah. Gaya membalapnya mirip Schumacher, yang juga hebat di lintasan berair. Sejak itulah Vettel mendapat julukan Baby Schumi. "Saya kurang senang (dengan sebutan itu), tapi saya memahami maksud mereka," ucap Vettel.
Raihan prestasi di Italia itu mengantar Vettel mencatat beberapa rekor baru. Pertama, ia menjadi pembalap termuda yang menempati posisi start terdepan. Kedua, ia juga menjadi pembalap termuda yang meraih trofi. Ketiga, dialah pembalap termuda yang berhak naik podium.
Rekornya ternyata tak berhenti sampai di situ. Pada musim balap 2009, tim Red Bull mengambil Vettel dari Toro Rosso. Di tengah dominasi tim Ferrari, McLaren, dan Renault, Vettel mampu memberi timnya posisi start pertama dan kemenangan pertama di Grand Prix Cina—lomba ketiga pada tahun itu.
Musim balap 2010 menjadi paling berwarna dalam karier balap Vettel. Beberapa kali ia terlibat dalam kecelakaan tunggal ataupun dengan pembalap lain. Ia juga bersenggolan dengan rekan satu timnya, Mark Webber, di Turki, yang berakibat keduanya gagal finis. Di Belgia, Vettel juga terlibat kecelakaan dengan pembalap McLaren, Jenson Button. Insiden itu membuat bos McLaren, Martin Whitmarsh, menjuluki Vettel "Crash Kid" alias bocah tukang tabrak.
Meski sering mengalami kecelakaan, Vettel mampu menghapus kekurangan 15 poin dari Fernando Alonso dalam perburuan gelar juara dunia. Untuk pertama kalinya pembalap Red Bull ini bertengger di posisi puncak dan mengakhiri musim balap 2010 sebagai juara dunia. Tahun itu ia unggul di lima seri kejuaraan. Vettel pun dinobatkan sebagai juara dunia F1 termuda sepanjang sejarah.
Musim balap 2011 berlangsung relatif lebih mudah bagi Vettel. Ia meraih 15 kali posisi start terdepan dan 11 gelar juara seri serta 17 kali naik podium dari 19 lomba. Pada akhir musim, ia menjadi pembalap peraih dua gelar juara dunia termuda dan peraih dua gelar berturut-turut termuda.
Tahun ini menjadi pembuktian Vettel sesungguhnya. Sempat terseok-seok pada awal musim, ia akhirnya berhasil meraih empat gelar juara seri berturut-turut. Hal itu ia lakukan sejak Grand Prix Singapura pada September lalu. Penentuan gelar juara dunia pun harus ditentukan hingga seri terakhir di Brasil. Dan sejarah kembali terukir bagi dirinya.
Di luar sirkuit, Vettel adalah pemuda yang ramah dan murah senyum. Dia juga orang yang terbuka. Ia pernah mengungkapkan ada tiga Michael yang menjadi inspirasinya sejak kecil, yakni pembalap Michael Schumacher, bintang bola basket Michael Jordan, dan penyanyi legendaris Michael Jackson. Bahkan, sebelum menjadi pembalap, Vettel pernah bercita-cita menjadi penyanyi. Namun ia batalkan lantaran sadar suaranya tak sebagus sang idola.
Vettel dikenal cepat akrab dengan siapa saja, termasuk bos sirkus F1, Bernie Ecclestone. Keduanya sering terlibat diskusi, tapi tak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan. Yang menarik, Vettel selalu memberi nama mobil yang dikendarainya.
Yang pertama bernama Kate, lalu Kate’s Dirty Sister, Luscious Liz, Randy Mandy, dan Kinky Kylie. Sedangkan mobil yang mengantarnya menjadi juara dunia untuk ketiga kalinya bernama Abbey.
Meski semua mobilnya diberi nama perempuan, tak ada satu pun yang diambil dari nama pacarnya, Hanna. Atau mungkin akan dipakai untuk mobil versi 2013?
Firman Atmakusuma (BBCSport, Mailonline, F1)
Vettel dalam Angka
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo