Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tanpa Prestasi Di Bebas Hambatan

Proklamathon V untuk pertama kalinya memakai rute di jalan tol jagorawi, ali sofyan siregar keluar sebagai juara, prestasi menurun, rute jalan dianggap terlalu berat.

4 September 1982 | 00.00 WIB

Tanpa Prestasi Di Bebas Hambatan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
BAGAI pasukan semut, 6.000 orang berlarian dari Taman Mini Indonesia ke jalan tol Minggu pagi 29 ustus. Mereka adalah para peserta Proklamathon V, lomba peringatan HUT Kemerdekaan yang untuk pertama kali memakai rute di jalan tol Jagorawi yang ditutup untuk kendaraan selama perlombaan. Berbeda dengan Proklamathon sebelumnya yang ketika start di Monas dilepas sekaligus, di sini peserta disusun menurut ranking dan jarak (17 km -- 8 km -- 45 km) yang mereka ikuti. Yang tak lazim pada lomba jarak jauh seperti ini adalah para peserta yang bukan spesialis marathon, antara lain Nyonya Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin, Menmud Abdul Gafur, Gubernur DKI Tjokropranolo, Ketua Suku Baliem Obahorok, Ketua PASI Bob Hasan -- ditempatkan di bagian depan ketika start. Tapi pada barisan paling belakang, 1.000 orang yang mengenakan seragam kaus merah putih ternyata para karyawan PD Pasar Jaya yang bersama ribuan peserta lainnya mungkin sekedar lari gembira karena terangsang hadiah dari sponsor kejuaraan ini: sebuah televisi berwarna dan mobil Tiga Berlian. Atlet spesialis jarak jauh sendiri yang ikut cuma 40 pelari. Proklamathon yang dikaitkan dengan Kejurnas Marathon (42,195 km) ini, bermaksud menciptakan prestasi terbaik di jalan mulus dan bebas lalu lintas. Kenyataannya, medan ini terasa terlalu berat bagi para atlet untuk menciptakan rekor baru. Para pengendara mobil sendiri di jalan lurus tiada pohon pelindung atau variasi pemandangan itu bisa terkantuk-kantuk karena membosankan dan panas. Suasana itu pula yang membuat para pelari cepat letih. Apalagi start-nya kesiangan -- pukul 07.00, menunggu cukup cahaya untuk peliputan televisi Akibatnya, hanya di nomor 8 km yang hampir semua peserta berhasil mencapai Jinisb. Tapi di nomor lebih jauh, 80% peserta patah semangat di tengah jalan yang sangat kurang supporter itu. Obahorok, 49 tahun, yang ikut lari 17 km punya semangat tinggi, walau tanpa koteka. "Ia biasa jalan jauh setiap hari dan jago dansa," kata penerjemahnya, Nico Wamena. Di km 8,5 mestinya kepala suku itu berbalik ke finish, tapi ia terus. Di km 15, ia sudah berjalan kaki. "Capek!" katanya. Akhirnya toh ia naik mobil. MEDAN yang sulit mengambil korban bukan cuma para pelari musiman, tapi juga juara Proklamathon 1981, Sutrisno. Sampai km 20 ia terus memimpin atlet-atlet yang bertahan. Menysul di belakangnya, Ali Sofyan Siregar yang sengaja memakai pace rendah. Pada km 23, jalan lurus itu agak menanjak hampir 1 km sehingga ayunan langkah Sutrisno mulai berat, sementara Ali Sofyan berlari dengan kecepatan mantap. Di km 24 keduanya berlari seiring, tapi Sutrisno yang mencoba lari lebih cepat untuk meninggalkan Ali, cepat kehabisan tenaga. Begitu Ali menyusulnya kembali Sutrisno rupanya kehabisan tenaga, matanya berkunang-kunang kemudian terjatuh. Ali Sofyan ganti memimpin. Untung rute beralih sejak km 35 melalui jalan kampung di tepi jalan tol sehingga pemandangan menyegarkan. Penonton dari kampung Cibubur sampai ke finish di Taman Mini mulai tampak dan memberi support. Tapi semangat Ali tak bisa ditingkatkan lagi. Dengan langkah berat ia mendekati garis finish. Mungkin ia berteriak tapi yang keluar dari suaranya yang parah: "Air-Air-Air!" 500 m lewat garis finisb marathon. Setelah diguyur berkali-kali di pos air, akhirnya ia terus ke finish 45 km. Hasil lomba yang dicapai para atlet jauh dari harapan mereka sendiri. Karena waktu yang dicapai ternyata lebih lama dari sebelumnya. Ali Sofyan Siregar kali ini mencatat 2 jam 46 menit 21 detik (marathon) dan 2:59:30 untuk Proklamathon. Rekor yang pernah tercatat atas namanya untuk marathon: 2:2:50, dan untuk Proklamathon: 2 2 31 atas nama Sutrisno. "Sulit untuk menciptakan rekor, karena kami belum mengenal rute ini," kita Ali. "Tak tahu di mana pace harus tinggi, di mana harus rendah. Kami berlari saja, tak tahu sudah sampai di mana," tutur Jacob Atarury dari Ir-Ja yang masuk finish 2 menit di belakang Ali. Di belakang kedua pelari berpengalaman itu muncul pelari dari Kal-Bar, Musleh, sebagai juara III. Sedangkan juara putri (Proklamathon) masih tetap bintang-bintang dari UMS: Starlet (3:51:27), Siu Chen dan Maria Lawalata. Para juara, termasuk atlet-atlet yang mencapai finish Proklamathon, agaknya tidak puas dengan hadiah medali, piagam dan kaus. Begitu pula pelatihnya. Mereka mempersoalkan hadiah televisi dan mobil yang akan diundi untuk semua peserta Proklamathon itu pada pembukaan Kejurnas Atletik (1-4 September) di Senayan. "Apakah adil atlet yang berlatih terus menerus disamakan dengan pelari yang cuma musiman?" tanya mereka. Tapi sebelum bertanding, menurut Ketua PASI Bob Hasan tak mungkin hadiah-hadiah bernilai jutaan rupiah itu dijadikan hadiah untuk pemenang. "Bertentangan dengan asas amatirisme," tutur Bob Hasan. Tentang Proklamathon V ini, menurut Bob Hassan, "bertujuan memasyarakatkan, belum menuntut prestasi." Ketua Umum PASI itu rupanya masih akan menyelenggarakan Proklamathon tahun depan di tempat yang sama. Bahkan ia hendak mengundang pelari-pelari luar negeri, karena katanya, "untuk menjadikan lomba ini seperti Boston Marathon. Pelari luar negeri kalau ikut di situ, bisa juga jatuh."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus