Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Teknik Matang, Umur Palsu ?

Kejuaraan Bola Volley Junior IV yang berlangsung di Gelanggang Olah Raga Bulungan Jakarta tampak mengecewakan. Ketua Pimda PBVSI Ja-bar, Sulistyono, mensinyalir persiapan tim daerah tergesa-gesa. (or)

16 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN lalu di Semarang mereka agak bermutu. Kali ini merosot lagi. Semua 14 tim (8 regu putera dan 6 regu puteri) dalam Kejuaraan Bola Volley Junior IV di Gelanggang Olahraga Bulungan, Jakarta, pekan lalu tampak mengecewakan. Mengapa? Sulistyono, Ketua Pimda PBVSI Jawa Barat, mensinyalir persiapan tim di daerah tergesa-gesa. "Kami, misalnya, hanya punya waktu untuk mempersiapkan diri selama 6 hari," katanya. Ketua Panitia Pelaksana, Bing Latumahina, mengakui bahwa persiapan kejuaraan ini tidak memuaskan, tapi asalkan jumlah pesertanya tidak sedikit, walaupun tidak sesuai dengan program kerja Pengurus Besar. "Saya tak mau, jika jumlah peserta kurang dari di Semarang," kata Latumahina. Tahun lalu, pesertanya juga 14 tim. Manajer tim Jawa Barat, Haryono, tak hanya mempersoalkan masalah tempo. Ia juga dirundung oleh kesulitan mencari pemain berusia 18 tahun, sesuai dengan persyaratan turnamen, dan mempunyai prestasi baik. Umumnya, "dalam usia itu, mereka belum bisa menampilkan permainan bermutu tinggi." Meski mutu turnamen jatuh, toh ada pemain yang menonjol. Permainan Olly Unso, Indra, dan Shinta, misalnya. Ketiganya adalah pemain puteri Jawa Timur. Dari Jakarta, terutama pemain puteri Karina Indira yang menonjol. Teknik permainan mereka, baik dalam mengumpan bola maupun melancarkan smash, hampir setaraf dengan pemain senior yang kini di pelatnas SEA Games X. "Kalau dalam umur 18 tahun permainan mereka sudah begitu, 5 tahun lagi kita tak usah kuatir menghadapi tim Asia lainnya," komentar pelatih tim Jawa Barat, B.S. Doeddy BBA. Tapi Doeddy meragukan bahwa mereka masih berusia 18 tahun. Shinta umpamanya, memang termasuk bongsor untuk ukuran wanita Indonesia. Tingginya 166 cm. Dalam penguasaan teknik, menurut Doeddy, untuk mencapai taraf seperti yang diperlihatkan Olly Unso dkk sedikitnya dibutuhkan tempo 6 tahun. "Mungkinkah mereka sudah bermain volley dan berlatih secara teratur sejak usia 12 tahun?" Dari semua peserta, kata Doeddy lagi, regu yang orisinil cuma tim putera-puteri Jawa Barat, tim puteri Sumbar dan Kalsel. Sisanya, diragukannya. Tuduhan itu dibantah keras oleh Laminto, pelatih tim Jawa Timur. "Semua pemain kami berusia 18 tahun, bahkan di antaranya ada yang di bawah itu," katanya. "Ini bisa dibuktikan dengan STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) mereka, atau catatan usia mereka dalam kejuaraan di Semarang lalu." Olly Unso, pelajar kelas I SMA di Surabaya, sudah mengenal permainan bola volley sejak di bangku SD. Olly adalah anggota klub VIO, dan Laminto pelatihnya. Bersama Indra dan Shinta, ia anggota tim Jatim pada turnamen 1978. Latumahina kaget juga mendengar tuduhan pemalsuan umur itu. "Kami tetap berpegang pada keterangan yang disampaikan pada panitia," ujarnya. Turnamen ini dipakai juga sebagai arena seleksi untuk mempersiapkan tim nasional ke Kejuaraan Bola Vollev Junior Asia 1980 di Seoul. Ternyata untuk memilih 18 pemain puteri dan 1 main putera tak begitu mudah. Rata-rata secara teknis mereka masih payah. "Dengan materi seperti terlihat dalam kejuaraan sekarang ini, saya pessimis di Seoul," kata Doeddy, yang juga anggota pemandu bakat. Di Seoul nanti turut regu tangguh seperti dari Jepang, Korea Selatan RRC, Korea Utara, dan Pilipina. Tim Indonesia, satu kelas dengan Malaysia dan Singapura, jelas jauh di bawah kelompok unggulan itu. Umumnya pemain terpilih adalah pelajar, yang tak mungkin meninggalkan bangku sekolah dalam waktu yang lama. Selain itu, "faktor biaya juga menyebabkan PBVSI tak mungkin menyelenggarakan TC (pelatnas) untuk waktu yang lama," kata Latumahina. Dalam turnamen pekan lalu, regu putera Kalimantan Timur dan tim puteri Jawa Timur menjadi juara. Tim Jakarta, daerah yang punya sarana olahraga serba lengkap, gagal sama sekali. Tahun lalu, tim puteri Jakarta juara, dan puteranya dipegang oleh Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus