Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Tim nasional selain PSSI?

Gagasan pembentukan tim nasional dari unsur gabungan antar klub galatama dari acub zainal banyak mendatangkan pro dan kontra di kalangan pssi dan galatama. sementara kepemimpinan pssi jadi sorotan.(or)

15 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIM PSSI yang sering pulang dengan kekalahan dari berbagai turnamen di Iuar negeri tampaknya sukar untuk bisa diandalkan lagi. Setidaknya, demikian anggapan kalangan Galatama. "Umumnya, pemain PSSI dipilih berdasarkan pengamatan 1 atau 2 kali pertandingan saja. Juga penanganannya kurang sungguh-sungguh," tuding Acub Zainal, Ketua Komisi Galatama. "Bagaimana bisa diharapkan berprestasi?" Kenyataan itu mendorong Acub untuk melahirkan kesebelasan gabungan antar klub Galatama. "Pemain, pelatih, dan manajer tim nantinya dipilih berdasarkan pengamatan komisi. Dan akan dilatih secara profesional, tidal seperti sekarang ini," lanjutnya. "Kalau kesbelasan gabungan itu memang kuat seyogyanya dikukuhkan saja oleh PSSI." Apakah perlu ada tim nasional 'tandingan'? Acub mengaku gagasannya tidak bertujuan sejauh itu. Keinginan itu pagi-pagi sudah ditendang oleh Ketua Bidang Kompetisi PSSI, Maulwi Saelan. Ia mengatakan hal itu menyalahi secara organisatoris. "Galatama itu 'kan klub," alasannya. Ia tetap berpegang bahwa penunjukan pemain, pelatih dan manajer tim merupakan wewenang PSSI. "Nanti kalau bond-bond juga mau membentuk tim abungan sendiri, 'kan repot jadinya." Acub masih punya jawaban terha p keberatan Saelan. Menurut pengetahuannya, tidak ada larangan PSSI mengenai pembentukan tim Galatama gabungan. "Toh, tim gabungan itu hanya untuk pertandingan persahabatan saja," ucap Acub. Gagasannya ditopang oleh sebagian klub anggota Galatama. "Jangan tempuh pembentukan tim nasional hanya oleh PSSI,s' komentar Ketua klub Cahaya Kita, Kaslan Rosidi. Alasannya, PSSI selama ini sering pilih kasih dalam menentukan pemain. "Bahkan ada pemain yang hanya dicoba 1 kali saja langsung dipilih." Ia tidak mengemukakan contoh. Tapi, itu ada benarnya. Misalnya, Tinus Heipon dan Gusnul Yakin memasuki barisan PSSI Utama yang dipersiapkan bagi SEA Games X setelah mereka hanya satu kali dicoba bermain di dalam tim. Kaslan berpendapat penunjukan pemain cara demikian sukar dipertanggungjawabkan. "Untuk menilai stamina mereka, diperlukan suatu turnamen. Sedang karakter pemain tidak mungkin dilihat dari 1 atau 2 kali penampilan saja," katanya. Ia mengharapkan PSSI dapat menyetujui pembentukan tim Galatama gabungan. PSSI perlu disorot juga dalam menempatkan pengasuh, seperti penunjukan A. E. Mangindaan sebagai manajer tim PSSI Utama. Kepemimpinannya menjadi persoalan setelah antara dia dan sebagian pemain terlibat 'perang dingin' --tak saling tegor. Keadaan ini baru saja terungkap. Mengapa? 'Perang dingin' itu antara lain disebabkan oleh 'ditahannya' uang saku mereka oleh Mangindaan. "Alasan dia, takut uang itu hilang," sela seorang pemain. "Apa dikira kita masih anak kecil." Juga di suatu akhir pekan baru-baru ini para pemain hanya disangoni Rp 650 untuk bermalam panjang di bioskop. Lantaran jumlah itu dianggap tak mencukupi, para pemain menghabiskan waktu dengan ber-kongkow-kongkow saja di halaman Hotel Salak, Bogor -- tempat mereka menginap. Mangindaan, karena alasan kesehatan, sejak akhir Agustus mengundurkan diri, dan diganti oleh drs. Rais, juga anggota pengurus PSSI. Lepas dari soal sepele demikian, pelatih Tunas Inti, Sinyo Aliandu menilai gagasan tim Galatama gabungan ini agak 'aneh'. "Di Inggeris atau Belanda tak pernah ada kesebelasan semacam ini," katanya. Ia tetap berprinsip kesebelasan naional harus dibentuk oleh PSSI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus