Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim putra perahu naga Indonesia yang bertanding di nomor traditional boat race (TBR) 1.000 meter, atau dikenal dengan perahu naga, akhirnya mempersembahkan medali perak. Tim Indonesia harus puas di posisi kedua dalam mencapai finis setelah tim Cina Taipei secara mengejutkan menjadi yang tercepat dalam balapan yang digelar di danau Jakabaring, Palembang, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dedi Saputra dan kawan-kawan mencatatkan waktu 4 menit 34.947 detik dalam balapan yang diperkuat 12 pedayung itu. Adapun Taipei, yang menyabet medali emas, membukukan waktu 4 menit 31.185 detik. Sedangkan tim Korea Bersatu meraih medali perunggu dengan waktu 4 menit 36.459 detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia sebelumnya sudah diprediksi meraih medali emas. Sebab, tim Merah Putih berhasil menempati peringkat pertama dengan catatan waktu terbaik 4,36,839 detik pada babak semifinal. Saat itu, persaingan ketat terjadi antara Cina, Thailand, India, dan Hong Kong.
Pelatih perahu naga Indonesia, Muhammad Suryadi, mengatakan kecewa karena tidak bisa menyumbangkan medali emas di Asian Games 2018. "Saya minta maaf sebesar-besarnya karena tidak menyumbang emas. Padahal anak-anak sudah berusaha semaksimal mungkin," ujar Suryadi kemarin.
Suryadi mengatakan wakil Taipei yang tampil luar biasa dan tidak terduga bisa mengambil alih posisi terdepan. Bahkan Taipei bisa melampaui tim Cina yang selama ini menjadi musuh utama Indonesia di berbagai turnamen perahu naga internasional. "Saat kami berharap bisa mengalahkan Cina, justru Taipei yang membuat kejutan," kata Suryadi.
Dengan hasil kemarin, perahu naga Indonesia telah menyumbang tiga medali di Asian Games 2018, yaitu dua perak melalui nomor 200 meter putri dan 1.000 meter putra, serta perunggu di nomor 500 meter putra.
Di cabang voli pantai yang juga digelar di Palembang, tim putri Indonesia menyumbangkan medali perunggu setelah mengalahkan tim Kazakstan dalam dua set langsung, 21-11, 21-10, dalam pertandingan puncak di arena Jakabaring Sport City, kemarin. Sementara itu, medali emas direbut tim putri Cina yang mengalahkan Jepang.
Tim Indonesia yang diperkuat Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami akhirnya mampu menaklukkan perlawanan duet Kazakstan, Tatyana Mashkova/Irina Tsambalova. Dhita dan Dini bisa tetap konsisten menyerang, meski bermain di tengah guyuran hujan deras dan angin kencang.
Pelatih tim voli pantai putri Indonesia, Agus Salim, mengatakan kemenangan ini sekaligus merealisasikan target medali perunggu. "Ya, sesuai target kami pada Asian Games 2018 ini," kata Agus Salim seusai pertandingan.
Hari ini giliran dua tim voli putra Indonesia yang akan memperebutkan medali emas dan medali perunggu. Kesuksesan ini diraih setelah dua tim Indonesia bertemu di babak semifinal. Pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya berhak mendapat tiket ke final untuk meraih medali emas setelah mengalahkan rekannya, Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi, dengan 21-13, 21-19.
Selanjutnya, Ade Candra/Ashfiya akan menghadapi tim Qatar yang diperkuat oleh Ahmed Tijan Janko/Cherif Younousse Samba. Sedangkan Gilang/Danangsyah berebut medali perunggu dengan melawan Gao Peng/Li Yan dari Cina. ANTARA | PARLIZA HENDRAWAN | NUR HARYANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo