Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Toyota, Honda dan Nissan Berpotensi Alami Gangguan Produksi, Apa Kendalanya?

Tiga produsen mobil Jepang, Toyota, Honda, dan Nissan berisiko menghadapi tantangan besar pada produksi pabriknya akibat masalah perubahan iklim.

29 Agustus 2022 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Toyota Logo (REUTERS/Mark Blinch)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga produsen mobil Jepang, Toyota, Honda, dan Nissan berisiko menghadapi tantangan besar pada produksi pabriknya akibat perubahan iklim. Pasalnya, sebagian besar fasilitas manufaktur mereka berada di negara kepulauan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir laman Autoblog hari ini, Senin, 29 Agustus 2022, ketiga pabrikan mobil ini akan menghadapi tantangan besar mulai dari badai dan banjir, suhu tinggi, hingga kekurangan air. Hal tersebut diungkapkan kelompok advokasi lingkungan dengan menganalisa data dari Moody's ESG Solution.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dampak perubahan iklim ini membuat produsen mobil akan menghadapi risiko fisik tingkat tinggi berupa kerusakan dan gangguan di fasilitas operasional mereka. Selain itu, menurut Greenpeace, perubahan iklim ini juga bisa berdampak pada gangguan rantai pasokan.

Ketiga produsen mobil Jepang ini juga memiliki pabrik di Asia, yang seluruh fasilitasnya rentan terhadap topan. Dari ketiga pabrikan itu, Toyota dinilai menjadi perusahaan yang paling berisiko mengalami masalah iklim.

Kendati demikian, Toyota mengaku sudah membangun rantai pasokan yang tahan bencana dan telah mengambil langkah untuk mengamankan pasokan air. Hampir 30 persen dari output kendaraan Toyota berasal dari Jepang pada semester pertama tahun ini.

"Toyota memiliki rekam jejak yang solid untuk memulihkan operasi dan produksinya jika terjadi bencana terkait perubahan iklim, gempa bumi, dan kebakaran. Tidak mungkin bisa memprediksi bencana di setiap negara, kami percaya lebih penting untuk menciptakan sistem dan sumber daya manusia untuk meminimalkan kerusakan," ucap Toyota dalam sebuah pernyataan.

Nissan sendiri mengatakan pihaknya melakukan penilaian jangka panjang terhadap perubahan iklim. Selain itu, mereka juga memperhitungkan matang-matang saat menetapkan strategi untuk rantai pasokannya.

"Kami akan terus melakukan dialog dengan para pemangku kepentingan dan secara proaktif memperkuat kegiatan kami," kata juru bicara Nissan, Shiro Nagai.

DICKY KURNIAWAN | AUTOBLOG

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus