Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Zohri Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Insiden Bendera di Finlandia

Lalu Muhammad Zohri, 18 tahun, akhirnya angkat bicara terkait polemik bendera Merah-Putih saat dirinya menjadi juara dunia atletik U-20 di Finlandia.

9 Agustus 2018 | 05.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Juara dunia lari 100 meter U-20 asal NTB, Indonesia Lalu Muhammad Zohri berpose dengan medali emasnya di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Jumat 27 Juli 2018. Medali ini diraih Zohri dalam Kejuaraan Dunia Atletik Junior U-20 di Finlandia. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lalu Muhammad Zohri, 18 tahun, akhirnya angkat bicara mengenai polemik bendera Merah-Putih saat dirinya menjadi juara dunia atletik U-20 di Finlandia pada Juli lalu. Kala itu sempat ramai diberitakan ia kesulitan mendapat bendera ketika hendak melakukan selebrasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa yang sebenarnya terjadi? Zohri memberi jawaban mengejutkan. "Habis sujud syukur (setelah dipastikan juara), saya mau kabur karena takut diwawancarai pakai bahasa Inggris, bukan nyari bendera,” kata Zohri setelah menerima asuransi dan beasiswa dari BNI Life, Rabu, 8 Agustus 2018.

Baca: Gempa Lombok: Kisah Duka dari Kampung Lalu Muhammad Zohri

Zohri melanjutkan, kekhawatiran diwawancarai menggunakan bahasa Inggris oleh media asing sudah ia rasakan saat masih babak penyisihan di kejuaraan yang sama. Setelah babak penyisihan, Zohri mengaku dikejar-kejar sejumlah awak media di Finlandia. “Saat itu saya cuman bilang, wait. Lalu saya pergi,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ihwal dari mana asal bendera, Zohri tak tahu pasti siapa yang memberinya. Yang ia pikirkan seusai finis ialah cara menghindari awak media asing. “Saya enggak tahu (asal bendera), yang saya tahu itu bendera Merah-Putih.”

Baca: Jelang Asian Games 2018, Zohri Terima Hadiah Asuransi Rp 1 Miliar

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung turut melengkapi cerita Zohri. Tigor menjelaskan, pendamping Zohri saat itu ada dua. Satu orang mengawasi di dekat garis finis, yang kedua berada di tribun utara.

“Yang bawa bendera yang ada di tribun utara. Sudah mau langsung turun tapi enggak bisa, ID card-nya enggak mumpuni buat langsung turun, jadi harus mutar dulu,” tutur Tigor.

Namun, saat pendamping sampai ke tempat Zohri berada, juara dunia itu sudah memegang bendera. Tigor menyayangkan polemik selebrasi dengan bendera yang sebenarnya bukan ritual wajib tersebut. “Saat penyerahan medali, ada bendera Merah-Putih dan Indonesia Raya dikumandangkan,” kata Tigor.

Bahkan, menurut Tigor, seusai finis, pelari seperti Zohri boleh langsung masuk ke ruang ganti. “Ya seperti pemain bola, habis laga, boleh selebrasi atau langsung masuk,” ucapnya.

SAPRI MAULANA

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus