Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Turun mesin pada motor atau yang sering dikenal dengan istilah overhaul merupakan hal yang mungkin terjadi pada kendaraan.
Kondisi tersebut mengharuskan mesin kendaraan dibongkar secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk memeriksa komponen mana yang mengalami kerusakan sehingga perlu diganti.
Maka pengendara motor mesti tahu tanda dan penyebab turun mesin motor.
Tanda-Tanda Motor Turun Mesin
Dilansir dari situs resmi Astra Honda Motor, motor yang turun mesin dan harus mendapat servis motor overhaul menunjukkan gejala tertentu. Misalnya keluar asap putih dari knalpot, motor sulit dihidupkan, hingga mesin bersuara kasar dan tak bertenaga.
Jika Anda mendapati motor Anda punya gejala-gejala tersebut, segeralah ke bengkel untuk memesan jasa servis terbaik.
Penyebab Turun Mesin Motor
Penyebab motor turun mesin bisa jadi beragam. Biasanya, ada masalah signifikan yang terjadi pada sistem bahan bakar, sistem pendingin, piston, maupun mesin utama itu sendiri.
Ada beberapa penyebab turu mesin motor yang paling umum terjadi lantaran sering diabaikan pengendara:
1. Telat Ganti Oli
Secara rata-rata, ganti oli dilakukan biasanya setiap 3.000 kilometer atau sekitar 2–3 bulan sekali. Jika Anda telat ganti oli, mesin motor akan kering lantaran oli yang kian mengental.
Motor pasti menjadi tidak nyaman digunakan karena suara dan getaran keras pada mesin. Telat ganti oli bisa memiliki efek jangka panjang yang berujung turun mesin.
2. Tidak Servis Motor Rutin
Servis rutin sangat penting bagi motor untuk mendeteksi adanya kerusakan dini. Tak hanya ganti oli, servis rutin juga meliputi pengecekan filter udara dan busi. Selain itu, sistem pendingin, rem, serta kopling juga akan dicek demi performa mesin motor tetap prima.
3. Sering Kebanjiran atau Terkena Banjir Parah
Menerobos genangan air yang tinggi, terutama hingga merendam mesin dan knalpot motor, bisa berakibat fatal. Air berisiko masuk ke filter udara dan tercampur dengan pelumas. Maka dari itu, motor harus segera mendapat penanganan dari profesional jika sudah terlanjur terendam banjir.
4. Modifikasi Mesin yang Berlebihan
Pecinta otomotif pasti sudah familiar dengan istilah bore up, yakni upaya meningkatkan performa kendaraan dengan modifikasi mesin. Dengan kata lain, bore up memaksa kinerja mesin agar melampaui kemampuan awalnya. Bore up standar mungkin tak akan menjadi masalah, tetapi bore up ekstrem atau berlebihan sebaiknya dihindari. Anda harus mencari tahu lebih lanjut soal batasan-batasan bore up yang tidak membuat motor turun mesin.
5. Kelebihan Beban
Pengendara harus memperhatikan kapasitas maksimal motor sesuai dengan panduan pabrikannya. Motor yang overload dapat menyebabkan mesin bekerja sangat keras dan menghasilkan panas berlebih. Hal ini tentunya akan berujung pada borosnya bahan bakar hingga kerusakan mesin. Bahkan, mengendarai motor dengan beban yang melewati kapasitas maksimal juga bisa mengancam nyawa.
6. Usia Mesin yang sudah Tua
Setiap komponen mesin pasti memiliki masa pakai. Ketika usia pakainya sudah habis, penggantian komponen tersebut mau tidak mau harus dilakukan. Supaya usia mesin bisa maksimal, pengendara harus menggunakan motornya dengan baik, salah satunya dengan tidak menggeber gas terlalu kencang.
SYAHDI
Baca: Honda NSR 150 Harus Turun Mesin? Ini Biayanya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini