Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik Migo Station Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rama, mengatakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan orang ingin menggunakan sepeda listrik Migo e-Bike mungil berwarna kuning ini.
Berdasarkan cerita customernya, menurut dia, karena rata-rata orang senang memakainya, selain ringan, modelnya lucu, irit, dan untuk pemakaian jarak jauh lebih murah.
"Kenapa murah, karena kan setengah jam cuma Rp 3 ribu. Anggap saja pakai 2 jam, berarti tarif Rp 12 ribu, tapi kan sudah bisa kemana-mana," ujarnya kepada Tempo, di Jakarta Selatan pada Senin, 25 Februari 2019.
Baca: 200 Migo e-Bike Station Tersebar di Jakarta, Diincar Para Pekerja
Ia juga menceritakan salah satu konsumennya yang rutin menyewa Migo kalau naik ojek online sekali jalan bisa Rp 20 ribu, bolak-balik jadi Rp 40 ribu. Sedangkan naik Migo cuma Rp 9 ribu karena perjalanan berangkat cuma 40 menit dan pulang 30 menit.
"Jadi bisa hemat Rp 31 ribu per hari, dia pakai 5 hari setiap minggu, kurang lebih bisa Rp 600 ribu dia bisa hemat uang transportasi setiap bulannya," katanya.
Mengenai masalah, rama menyebut ada tapi tidak banyak. Misalnya tiba-tiba gangguan jaringan, cukup menghubungi cutomer service secara gratis, nanti sistem direboot, cukup sebutkan nomor Migo e-Bikenya saja.
Baca: Sensasi Menjajal Migo e-Bike, Bisa Ngebut hingga 45 Km/Jam
"Kadang ada juga baterai habis, karena kurang charging. Biasanya terjadi karena volume penyewa banyak, jadi charging belum penuh sudah dipakai lagi," ujarnya.
Tapi tidak perlu khawatir, karena masalah ini bisa diatasi dengan menukar Migo e-Bike di station terdekat lainnya. Namun argo waktu tetap berjalan, dalam artian tidak terpotong saat menukar.
Kalau baterai full, kata Rama, bisa bertahan 8 hingga 10 jam. "Amannya 8 jam, nanti kalau mau habis ada indikatornya," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini