Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Alasan Tesla Lebih Pilih Investasi di Australia Ketimbang Indonesia

CEO perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk dikabarkan lebih memilih berinvestasi di Australia dibandingkan dengan Indonesia.

2 Agustus 2023 | 10.55 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat temui CEO Tesla Inc. Elon Musk di pabrik perakitan kendaraan listrik Tesla Inc, di Austin, Texas, Amerika Serikat, 26 April 2022. Foto/Istimewa
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat temui CEO Tesla Inc. Elon Musk di pabrik perakitan kendaraan listrik Tesla Inc, di Austin, Texas, Amerika Serikat, 26 April 2022. Foto/Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - CEO perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk dikabarkan lebih memilih berinvestasi di Australia dibandingkan dengan Indonesia. Ada beberapa alasan yang membuatnya memutuskan hal tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Informasi tersebut dibenarkan langsung oleh Founder National Battery Research Institute, Evvy Kartini. Dirinya menjelaskan bahwa Australia dinilai telah menerapkan prinsip energi bersih dari hulu ke hilir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Di Australia ada gurun, di situ harvesting energi dan itu dipakai untuk proses mining. Makannya Elon pilih ke sana," kata Evvy di acara International Battery Summit, Jakarta Selatan dikutip Tempo.co hari ini, Rabu, 2 Agustus 2023.

Lebih lanjut dirinya mengharuskan Indonesia untuk serius melakukan transisi energi dari hulu ke hilir. Pemerintah, menurut dia, perlu menjalankan prinsip environtmental, social, dan corporate governance atau ESG dari mulai sumber listrik hingga kegiatan penambangan. 

Evvy menilai proses ESG akan menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di industri otomotif Tanah Air. Apalagi saat ini pemerintah sedang mengejar pembangunan smelter dan pabrik baterai listrik dalam negeri.

"Bahan sudah ada, tinggal kita orkestra. Karena kalau mau bangun pabrik baterai ini sudah ada, kecuali lithium dan grafit," jelas dia. 

Pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan Australia untuk sumber pasokan lithium. Sedangkan bahan baku grafit bisa didapatkan dari Kongo atau Afrika. Ia beranggapan jika kolaborasi itu dilakukan, maka permintaan pasar akan sangat besar, baik global maupun lokal.

Terlepas dari itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa dirinya akan mendatangi Elon Musk pada awal Agustus 2023 untuk memfinalkan investasi Tesla di Indonesia.

Rencana Luhut untuk menghampiri Elon Musk pada bulan depan tidak terlepas dari kabar hadirnya Tesla di Malaysia. Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut dilaporkan sudah memiliki kantor pusat dan pusat layanan di Negeri Jiran.

Namun sampai saat ini belum ada kabar terkini soal keputusan final investasi mobil listrik Tesla di Tanah Air. Belum diketahui secara pasti apakah Tesla benar-benar menarik minatnya dari Indonesia atau tidak. Patut dinantikan.

TEMPO.CO | RIANI SANUSI PUTRI

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus