Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - BYD berencana mengakhiri produksi baterai jenis kantong atau pouch yang digunakan pada mobil hybrid. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi masalah ketahanan dan risiko kebocoran pada baterai jenis itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Disitat dari laman Autoblog hari ini, Senin, 22 Januari 2024, BYD mulai mengubah jalur produksi sel baterai tipe kantong di dua pabriknya yang berlokasi di Provinsi Shaanxi dan Zhejiang. Fasilitas itu akan dialihkan untuk memproduksi baterai jenis prismatik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, BYD masih memproduksi sel kantong ini di pabrik ketiganya di Provinsi Qinghai. Hal tersebut bertujuan meminimalisir gangguan produksi pada mobil hybrid BYD yang menyumbang hampir setengah dari penjualan globalnya di tahun lalu.
Sebenarnya tidak ada kasus kebocoran baterai yang diterima BYD pada mobil hibridanya. Namun, BYD dan beberapa pakar industri percaya bahwa baterai jenis kantong, yang sel-selnya dibungkus dalam kantong logam tipis, memiliki kemungkinan kebocoran elektrolit lebih tinggi.
Dalam beberapa kasus ekstrem, kebocoran elektrolit ini dapat menyebabkan baterai terbakar atau meledak.
Untuk diketahui, mobil listrik dan hybrid menggunakan tiga jenis baterai utama, yakni silinder, prismatik, dan kantong. Baterai silinder dan prismatik terbungkus bahan keras yang banyak digunakan pada laptop, tablet, dan barang eletronik lainnya, sementara baterai kantong lebih ringan, namun berisiko korosi dan rentan jika terjadi tabrakan.
DICKY KURNIAWAN | AUTOBLOG
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto