Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Motor Corporation mengatakan akan menjual sahamnya sekitar 250 miliar yen atau sekitar Rp 26 triliun di perusahaan telekomunikasi KDDI Corporation. Langkah ini dilakukan karena Toyota ingin meningkatkan dana untuk percepatan elektrifikasi kendaraannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Produsen mobil terbesar di dunia ini telah berencana untuk mengembangkan kendaraan listriknya dan memangkas biaya kendaraan listrik baterai, termasuk untuk pengembangan baterai solid-state. Toyota berusaha untuk mengejar ketertinggalan dari para pesaingnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Toyota sebelumnya merilis targetnya untuk menjual 3,5 juta kendaraan listrik di tahun 2030 dan menginvestasikan total sekitar 5 triliun yen untuk bisnis terkait BEV pada akhir dekade ini.
Pabrikan mobil Jepang ini menilai perlu investasi dalam jumlah besar untuk bertahan di tengah persaingan yang ketat dan mencapai pertumbuhan jangka menengah dan panjang.
Dengan dijualnya saham Toyota di KDDI, maka kepemilikan saham Toyota menurun dari 14,68 persen menjadi 11,71 persen.
Hubungan Toyota dan KDDI dimulai pada akhir 1980-an, ketika Jepang meliberalisasi sektor telekomunikasinya. Toyota telah berpartisipasi dalam pendirian salah satu perusahaan pendahulu KDDI.
Pada 2020, Toyota mengatakan akan menginvestasikan 52,2 miliar yen pada operator seluler tersebut untuk memperdalam kemitraan mereka. Keduanya juga membentuk aliansi bisnis untuk penelitian dan pengembangan proyek seperti platform telekomunikasi untuk menghubungkan mobil dan rumah.
DICKY KURNIAWAN | REUTERS
Pilihan Editor: 9 Anak Indonesia Dikirim ke Kontes Menggambar Toyota di Jepang
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto