Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Mobil

Cari Dana Buat Elektrifikasi, Toyota Lepas Sahamnya di KDDI

Toyota mengatakan akan menjual sahamnya sekitar 250 miliar yen atau sekitar Rp 26 triliun di perusahaan telekomunikasi KDDI Corporation.

29 Juli 2023 | 19.26 WIB

Seseorang pengunjung sedang menyaksikan siaran televisi tentang Toyota Motor Corp di sebuah toko elektronik Tokyo, Jepang. (REUTERS/Toru Hanai)
Perbesar
Seseorang pengunjung sedang menyaksikan siaran televisi tentang Toyota Motor Corp di sebuah toko elektronik Tokyo, Jepang. (REUTERS/Toru Hanai)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Motor Corporation mengatakan akan menjual sahamnya sekitar 250 miliar yen atau sekitar Rp 26 triliun di perusahaan telekomunikasi KDDI Corporation. Langkah ini dilakukan karena Toyota ingin meningkatkan dana untuk percepatan elektrifikasi kendaraannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Produsen mobil terbesar di dunia ini telah berencana untuk mengembangkan kendaraan listriknya dan memangkas biaya kendaraan listrik baterai, termasuk untuk pengembangan baterai solid-state. Toyota berusaha untuk mengejar ketertinggalan dari para pesaingnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Toyota sebelumnya merilis targetnya untuk menjual 3,5 juta kendaraan listrik di tahun 2030 dan menginvestasikan total sekitar 5 triliun yen untuk bisnis terkait BEV pada akhir dekade ini.

Pabrikan mobil Jepang ini menilai perlu investasi dalam jumlah besar untuk bertahan di tengah persaingan yang ketat dan mencapai pertumbuhan jangka menengah dan panjang.

Dengan dijualnya saham Toyota di KDDI, maka kepemilikan saham Toyota menurun dari 14,68 persen menjadi 11,71 persen. 

Hubungan Toyota dan KDDI dimulai pada akhir 1980-an, ketika Jepang meliberalisasi sektor telekomunikasinya. Toyota telah berpartisipasi dalam pendirian salah satu perusahaan pendahulu KDDI.

Pada 2020, Toyota mengatakan akan menginvestasikan 52,2 miliar yen pada operator seluler tersebut untuk memperdalam kemitraan mereka. Keduanya juga membentuk aliansi bisnis untuk penelitian dan pengembangan proyek seperti platform telekomunikasi untuk menghubungkan mobil dan rumah.

DICKY KURNIAWAN | REUTERS

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto


close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus