Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang akan menjadikan hidrogen sebagai sumber tenaga untuk menghasilkan lebih dari 30 reaktor nuklir pada 2030.
Menurut koran Nikkei, Selasa lalu, untuk mencapai tujuan tersebut Jepang harus membuat teknologi yang dapat bertahan secara komersial dalam skala besar. Kini, dunia tengah mempercepat transisi energi untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim.
Pemerintah Jepang menyiapkan dana 2 triliun yen (19 miliar dolar AS) untuk mendukung upaya menjadikan hidrogen layak sebagai bahan bakar pembangkit listrik tanpa emisi.
Nikkei melapirkan tanpa mengutip sumber informasinya.
Biaya harus dipotong secara drastis untuk mencapai target pembakaran 10 juta ton hidrogen pada 2030. Biayanya sekitar 10 kali lebih tinggi untuk pembakaran bahan bakar yang hanya mengeluarkan uap air.
Kementerian Perindustrian Jepang tidak dapat segera mengomentari laporan tersebut ketika dihubungi Reuters.
Ambang batas tersebut menambah urgensi setelah Jepang mengubah posisinya baru-baru ini dan secara resmi mengadopsi target 2050 untuk mencapai emisi nol bersih.
Dengan sebagian besar sektor nuklirnya masih ditutup setelah bencana Fukushima pada 2011, Jepang sangat bergantung pada bahan bakar penghasil karbon seperti batu bara dan gas alam.
Negara itu juga akan mengembangkan lebih banyak pasokan energi terbarukan untuk menghasilkan hidrogen ketika matahari atau angin berlimpah.
Perusahaan Jepang, termasuk Toyota Motor Corp, pada Senin lalu mengatakan mereka mendirikan organisasi baru, Asosiasi Hidrogen Jepang, untuk mempromosikan penciptaan rantai pasokan hidrogen di Jepang.
Sebanyak 88 perusahaan telah bergabung, termasuk perusahaan penyulingan terbesar di Jepang, Eneos Holdings Inc., dan rumah dagang Mitsui & Co Ltd.
REUTERS | NIKKEI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini