Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil listrik Cina, NIO, menderita rugi bersih 1,38 miliar Yuan (212,8 juta Dolar) atau sekitar Rp 3,04 triliun pada kuartal IV 2020.
Kondisi keuangan NIO itu hanya sedikit membaik. Pada periode sama 2019 kerugiannya 2,8 miliar Yuan.
Dalam Kuartal IV 2020, Nio mengirimkan 17.353 mobil listrik, termasuk 4.873 model ES8, 7.574 ES6, dan 4.906 EC6.
Menurut laporan keuangan perusahaan NIO yang dikutip hari ini, Rabu, 3 Maret 2021, pada Kuartal IV 2019 menghasilkan 8.224 mobil listrik. Kemudian sebanyak 12.206 mobil listrik Nio pada Kuartal III 2020.
Baca: Nio Luncurkan Layanan Penyewaan Baterai Mobil Listrik
Sepanjang 2020, NIO telah mengirimkan 43.728 mobil atau naik signifikan dibanding 2019 yang hanya 20.565 mobil listrik.
Pada Januari 2021, Nio meluncurkan mobil listrik model penggerak otonom pertamanya, Nio ET7, sebuah sedan listrik pintar.
Mobil ET7 berharga pra-subsidi mulai RMB 448.000, dari harga semula RMB 378.000 plus BaaS (Baterai sebagai Layanan).
ET7 menampilkan teknologi NAD (NIO Autonomous Driving) yang terbaru, termasuk mobil listrik NIO Aquila Super Sensing dan NIO Adam Super Computing.
Teknologi NAD diklaim menghadirkan pengalaman berkendara otonom yang lebih aman dan santai.
Perusahaan Cina NIO juga membangun fitur mengemudi otonom full stack NAD termasuk algoritma persepsi, lokalisasi, strategi kontrol dan platform perangkat lunak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini