Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mobil

Tantangan yang Harus Dibereskan di Tengah Tumbuhnya Pasar Mobil Listrik Indonesia

Pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu menyoroti beberapa tantangan yang harus dihadapi pemerintah dan produsen otomotif di tengah bertumbuhnya pasar mobil listrik Indonesia.

19 Februari 2024 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan dalam Indonesian International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat 16 Februari 2024. Pameran otomotif IIMS 2024 yang berlangsung 15-25 Pebruari itu diikuti sebanyak 188 merek meramaikan IIMS 2024, termasuk diantaranya 53 merek kendaraan roda empat dan dua berbahan dasar mesin dan listrik dengan target transaksi mencapai Rp5,3 triliun. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyoroti beberapa tantangan yang harus dihadapi pemerintah dan produsen otomotif di tengah bertumbuhnya pasar mobil listrik Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yannes mengatakan tantangan pertama yang harus dihadapi adalah kesiapan infrastruktur pendukung. Kemudian, produsen otomotif juga harus memastikan ketersediaan layanan 3S, yakni sales, service, dan spareparts.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Serta upaya untuk mengatasi kekhawatiran konsumen tentang jangkauan kendaraan dan waktu pengisian baterai perlu semakin jadi perhatian, agar EV dapat semakin unggul di atas mobil hybrid, apalagi mobil ICE," kata Yannes saat dihubungi Tempo hari ini, Senin, 19 Februari 2024.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk bisa mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia, perlu ada dorongan lebih untuk kolaborasi antara pemerintah, Pertamina, PLN, dan produsen EV. Salah satunya adalah dengan mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung seperti SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum).

"Ini berpotensi untuk semakin memicu penurunan harga kendaraan listrik secara keseluruhan, head to head dengan mobil-mobil hybrid Jepang. Kemudian, berpotensi untuk membuatnya semakin terjangkau bagi konsumen Indonesia," ujarnya.

Terlepas dari itu, Yannes Martinus Pasaribu juga mengungkapkan alasan mengapa harga mobil listrik di Indonesia saat ini sudah hampir sama dengan mobil bensin atau ICE (internal combustion engine). Menurut dia, ini tidak terlepas dari dominasi pabrikan Cina di pasar EV Tanah Air.

"Dominasi mobil listrik Cina dan masuknya Vietnam di pasar Indonesia dapat mendorong podusen lokal dan merek global lainnya untuk meningkatkan inovasi dan menawarkan produk yang lebih kompetitif," ujar Yannes.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus