Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Implementasi Budaya AKHLAK Kementerian BUMN dalam Catatan Disertasi Dr Zuhdi Saragih

Disertasi Dr Zuhdi Saragih beri catatan soal budaya AKHLAK sebagai core values BUMN yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir sejak Juli 2020.

1 Maret 2024 | 10.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Zuhdi Saragih, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sahid dan Universitas Nasional Jakarta melaksanakan sidang terbuka promosi doktor, pada Kamis malam, 29 Oktober 2024. Disertasi disampaikannya di Gedung Serbaguna Sekolah Pascasarjana Sahid, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zuhdi ajukan disertasinya bertajuk Komunikasi Organisasi Budaya AKHLAK Perusahaan Konstruksi Jalan Tol (Studi pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Ia mengungkapkan antara lain bahwa Budaya AKHLAK sebagai core values Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir sejak Juli 2020, kurang tepat jika disebut sebagai budaya perusahaan. "Budaya tersebut lebih cocok disebut ‘Etika Manajemen Perusahaan’," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“AKHLAK yang dicanangkan sebagai budaya perusahaan oleh Kementerian BUMN menurut analisa peneliti kurang tepat disebut sebagai budaya perusahaan, tetapi lebih kepada ‘Corporate Management Ethics',” kata Mantan Humas Jasa Marga ini

Erick Thohir telah mencanangkan Budaya AKHLAK sebagai nilai-nilai inti BUMN melalui Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-7/MBU/07/2020 pada 1 Juli 2020. Penetapan itu bersamaan dengan perubahan logo dan slogan Kementerian BUMN. AKHLAK sendiri merupakan singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Menurut Zuhdi, masing-masing nilai tersebut memiliki penjabaran serta panduan perilaku dan kode etik yang diterapkan di masing-masing perusahaan BUMN. Perubahan budaya yang dicanangkan pemerintah ini, sebagai bentuk antisipasi bahwa perusahaan-perusahaan pelat merah merupakan pelaku yang terlibat dalam dunia bisnis yang semakin dinamis.

Peran BUMN signifikan untuk perekonomian nasional. Namun ada perbedaan yang tinggi dari sisi sistem pengelolaan talenta antar BUMN. Karena itu Kementerian merasa harus melakukan transformasi dan penyelarasan pedoman SDM di BUMN. Transformasi dan penyelarasan pedoman ini bertajuk “Transformasi Human Capital BUMN” yang menitik beratkan peran human capital sebagai pelaku budaya.

Disertasi Zuhi dengan promotor Prof Dr Puji Lestari, M.S.i dari UPN Yogyakarta sebagai pembimbing, pun menyebutkan transformasi tersebut salah satunya adalah penyelarasan core values seluruh BUMN menjadi satu, yakni AKHLAK. Penetapan core values SDM BUMN merupakan aksi wajib sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja BUMN secara berkelanjutan. Dengan dicetuskannya AKHLAK sebagai pedoman berperilaku, BUMN menginginkan adanya perubahan yang lebih positif.

“Agar seluruh budaya kerja di BUMN memiliki prinsip dan cara pandang yang sama, sehingga dalam setiap tindakan baik personel maupun kegiatan BUMN, seluruhnya dilandasi dengan nilai-nilai tersebut,” kata Zuhdi, dikutip dari disertasi yang disampaikannya.

Dalam penelitian ini, Zuhdi Saragih mengambil studi kasus penerapan komunikasi organisasi budaya AKHLAK di PT Jasa Marga. Tujuan penelitian guna melihat adanya beberapa aspek yaitu untuk: mengetahui proses transformasi Budaya dari APIC ke AKHLAK, mengetahui proses internalisasi AKHLAK, dan mengetahui proses implementasi tata nilai AKHLAK pada unit kerja dan entitas anak perusahaan PT Jasa Marga.

Proses transformasi Budaya dari APIC ke AKHLAK di PT Jasa Marga

Temuan lapangan menunjukkan bahwa sejak Budaya AKHLAK dicanangkan pada 1 Juli 2020 oleh Erick Thohir di seluruh perusahaan BUMN, dalam penelitian ini Zuhdi Saragih menyimpulkan bahwa transformasi budaya Jasa Marga dari APIC ke AKHLAK secara definisi dan melihat pada makna dan perilaku utamanya, Tata Nilai APIC sudah terkandung pada Tata Nilai AKHLAK.

Kemudian, menurutnya, budaya perusahaan tidak dapat digeneralisasi. Sebab, setiap perusahaan memiliki core business yang berbeda dengan visi dan misi serta tata nilai perusahaan. Budaya Organisasi AKHLAK seyogianya diposisikan sebagai grand values, yang secara simultan dijadikan sumber rujukan dan inspirasi dalam setiap mendesain program kerja. Sesuai dengan perkembangan perusahaan di masa mendatang.

Sebagai perusahaan BUMN, kata Zuhdi, Jasa Marga perusahaan yang high regulated terikat pada sejumlah aturan Pemerintah. Dalam pelaksanaannya, setiap keputusan penting korporasi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai organ tertinggi perseroan. Oleh sebab itulah AKHLAK yang dicanangkan sebagai budaya perusahaan oleh BUMN kurang tepat disebut sebagai budaya perusahaan.

Internalisasi komunikasi Budaya AKHLAK di PT Jasa Marga

Sementara terkait internalisasi komunikasi Budaya AKHLAK, menurutnya Tata Nilai AKHLAK sudah berada di tahap komitmen, di mana pada fase ini, roadster Jasa Marga Group telah mampu mengimplementasikan dan mengidentifikasi perbaikan. Bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga dapat mempengaruhi orang lain. Program komunikasi pun dilakukan melalui berbagai saluran dan transmisi.

“Di antaranya pemanfaatan media sosial seperti Instagram, pemasangan banner, slogan spirit, daily quiz dan konten sosial media untuk sosialisasi transformasi Tata Nilai AKHLAK,” tulis Zuhdi Saragih.

Namun, menurut dia, strategi komunikasi Budaya AKHLAK di PT Jasa Marga dilakukan tidak hanya terlihat keberadaannya di kantor pusat, tetapi harus dilakukan di seluruh wilayah atau anak perusahaan. Juga, diperlukan keseragaman dalam menempatkan identitas atau logo Budaya AKHLAK pada kop surat sebagai produk corporate writing.

Implementasi Budaya AKHLAK PT Jasa Marga

Sedangkan terkait implementasi Budaya AKHLAK di beberapa unit kerja baik kantor pusat, wilayah kerja operasional dan anak perusahaan PT Jasa Marga, menurut Zuhdi Saragih masing-masing memberikan inovasi dan kreativitas tersendiri. Oleh sebab itu, kata dia, perlu dibuat buku pintar AKHLAK sebagai guidence terutama pada wilayah operasional.

Zuhdi juga menilai implementasi Budaya AKHLAK konsentrasi penguatan komitmennya masih terbatas pada lingkup leader, di mana dalam behaviour tim cenderung mengikuti pimpinan. Untuk itu, dia berpendapat seyogianya dapat dilakukan proses penguatan kembali dari karyawan bawah ke atas (leader) sebagai sarana evaluasi. Sebab Tata Nilai AKHLAK belum diimplementasikan dengan baik di unit kerja lapangan.

“Tata Nilai AKHLAK belum diimplementasikan dengan baik di unit kerja lapangan sebagai produk layanan yang merupakan core business perusahaan yang tidak sesuai ketentuan Standard Pelayanan Minimal (SPM),” kata Zuhdi Saragih, yang meraih predikat sangat memuaskan dalam promosi doktor ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus