Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Skripsi, tesis, dan distertasi sama-sama karya tulis ilmiah yang harus memenuhi standardisasi metode ilmiah dan nilai-nilai kemanusiaan, baik dari segi redaksi maupun substansi. Ketiganya sama-sama ditulis seorang mahasiswa dan harus dipublikasikan baik secara off-line maupun online sesuai level yang telah ditentukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beda Skripsi, Tesis, dan Distertasi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Jenjang Pendidikan
Dikutip dari Binus Graduate Program, skripsi adalah tugas akhir yang dibuat untuk meraih gelar sarjana. Sementara, tesis merujuk pada karya ilmiah tertulis jenjang magister atau pascasarjana (S2). Disertasi menjadi karya tulis ilmiah mahasiswa yang hendak menyelesaikan program doktoral atau S3.
2. Permasalahan yang Diangkat
Kedalaman permasalahan yang diangkat juga jadi pembeda jelas antara ketiganya. Skripsi mengangkat masalah yang bersumber pada pengalaman empirik dan bersifat tidak mendalam. Tesis juga dapat berasal dari pengalaman empirik, tetapi bersifat mendalam dan teoritis. Disertasi berangkat dari kajian teoritis dengan dukungan fakta empirik sehingga permasalahan yang digali sangat mendalam dan spesifik.
3. Proses Penulisan
Proses penulisan berkaitan erat dengan kemandirian penulis saat pengerjaan tugas akhir. Pada skripsi, mahasiswa masih memperoleh bimbingan cukup intensif dari pembimbing dengan porsi 60 persen penulis dan 40 persen pembimbing. Persentase ini menurun saat pengerjaan tesis karena penulis berperan 80 persen dalam prosesnya. Ketika membuat disertasi, penulis bertanggung jawab 90 persen atas karya tulis ilmiah tersebut dengan sedikit pendampingan dari pembimbing.
4. Bobot Ilmiah Karya Tulis
Dari sudut pandang akademik, skripsi memiliki bobot ilmiah pada tingkat rendah hingga sedang. Tesis menempati bobot ilmiah sedang sampai tinggi dengan adanya pengembangan dan pendalaman teori serta penelitian yang dilakukan. Disertasi mempunyai bobot ilmiah tertinggi sehingga mahasiswa wajib menemukan teori baru atau terobosan lain untuk memperkaya bidang yang digelutinya.
5. Cara Pemaparan
Dari bobot ilmiah, skripsi biasanya dominan pemaparan deskriptif. Tesis dipaparkan dengan analitis dan deskriptif. Sementara itu, pemaparan disertasi biasanya bersifat analitis sehingga benar-benar mengupas tuntas permasalahan yang diusung.
6. Model Analisis dan Jumlah Rumusan Masalah
Dengan model analisis rendah sampai sedang, jumlah rumusan masalah yang diangkat skripsi berkisar satu sampai dua masalah saja. Untuk menyelesaikan tesis, paling tidak mahasiswa harus siap menemukan tiga rumusan masalah yang memakai model analisis tingkat sedang hingga tinggi. Artinya, disertasi mengandalkan model analisis tinggi dengan lebih dari tiga rumusan masalah.
Pilihan Editor: Sukses Menghadapi Sidang Skripsi, Berikut Panduannya