Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat Yeni Rosa Damayanti mendesak pemerintah dan pengelola panti sosial memperhatikan penghuni lanjut usia atau lansia. Menurut dia, data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tahun 2017 menunjukkan, hampir setengah jumlah manula di atas 60 tahun di seluruh dunia mengalami kondisi disabilitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sebanyak 12 persen dari penduduk dunia adalah manula. Dan 46 persen dari manula itu dipastikan mengalami kondisi disabilitas," ujar Yeni Rosa Damayanti dalam diskusi daring bertema 'Penyintas dalam Pndemi Covid-19' pada Selasa, 7 Juli 2020. Diskusi daring tersebut diinisiasi oleh Sekretariat Jaringan-Antar-Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil – Lembaga Swadaya Masyarakat atau S=JAJAR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kondisi disabilitas yang dialami para lanjut usia atau lansia, kata Yeni Rosa, misalkan mulai berkurangnya fungsi pendengaran, penglihatan, hingga fungsi gerak. Jumlah lansia dengan disabilitas yang mendekati setengah jumlah manula seluruh dunia ini menggambarkan kondisi disabilitas dapat dialami setiap orang.
"Jumlah tersebut seperti menggambarkan ketika tua nanti, seseorang akan menjadi disabilitas. Dan ini hampir dialamai seluruh manusia," kata Yeni. Kondisi tersebut memerlukan perhatian pemerintah dan pemangku kepentingan, salah satunya penyediaan pelayanan yang terakses bagi lansia.
Ilustrasi pasangan lansia/kakek-nenek. Freepix.com
Sebelumnya, Lembaga Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan atau Perdik menyatakan banyak manula yang tidak mendapatkan akses terhadap alat pengampu tubuh. Perdik mencontohkan, tongkat putih yang biasa digunakan tunanetra diganti dengan sapu lidi.
Kondisi manula menjadi lebih terabaikan apabila harus tinggal di panti. Berdasarkan hasil pemantauan Perhimpunan Jiwa Sehat, banyak panti sosial bina wreda atau panti jompo dan panti rehabilitasi untuk orang dengan disabilitas psikososial tidak terhubung dengan layanan kesehatan.
"Dalam beberapa kunjungan kami, beberapa panti bahkan memajang jumlah penghuni yang meninggal dalam seminggu," kata Yeni Rosa. Jumlah penghuni panti mencapai 3 hingga 7 orang dalam sepekan. "Tak diketahui apa penyebab mereka meninggal."