Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

50 Contoh Majas Metafora dan Artinya yang Penuh Makna

Berikut contoh majas metafora dan artinya yang penuh makna. Majas metafora juga sering dijumpai dalam percakapan sehari-hari.

7 Oktober 2024 | 19.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Majas adalah istilah dalam bidang linguistik yang berarti kiasan atau konotasi. Majas banyak digunakan dalam karya sastra seperti puisi, prosa, cerpen, dan novel. Ada beragam jenis majas, salah satunya ialah majas metafora.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain dalam karya sastra, majas metafora juga sering dijumpai dalam percakapan sehari-hari. Lalu, apa itu majas metafora dan apa saja contoh majas metafora? Berikut informasinya. 

Pengertian Majas Metafora

Mengutip laman Balai Bahasa Jateng, majas metafora termasuk salah satu jenis kelompok majas perbandingan. Kelompok majas perbandingan meliputi majas yang menggunakan kata kiasan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek yang lain. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Singkatnya, majas metafora adalah majas yang memakai kata atau kelompok kata yang mengacu pada suatu objek, tetapi bukan dengan arti yang sebenarnya. Kiasan yang digunakan mengacu pada persamaan atau perbandingan sifat yang dimiliki objek tersebut. 

Contoh Majas Metafora dan Artinya

  1. Dimas adalah anak emas di keluarganya. (anak emas: anak kesayangan).
  2. Dasar lelaki buaya darat! (lelaki buaya darat: laki-laki yang suka menggoda perempuan).
  3. Ardi sering dijuluki sebagai kutu buku di kelasnya. (kutu buku: orang yang hobi membaca buku).
  4. Malang sekali nasib bunga desa itu. (bunga desa: perempuan tercantik di suatu desa).
  5. Diah sering menjadi buah bibir di sekolah. (buah bibir: bahan pembicaraan).
  6. Orang itu terkenal panjang tangan. (panjang tangan: suka mencuri).
  7. Masalah harus diselesaikan dengan kepala dingin. (kepala dingin: tenang).
  8. Si jago merah berhasil melahap rumah dalam waktu sekejap. (jago merah: api).
  9. Kelahiran buah hati amat ditunggu ibunda. (buah hati: anak).
  10. Saat pergi dinas ke luar kota, ayah selalu membeli buah tangan untuk keluargaku. (buah tangan: oleh-oleh).
  11. Sejak dulu, ia dikenal sebagai kupu-kupu malam di kota itu. (Kupu-kupu malam: pekerja malam atau wanita penghibur). 
  12. Ayahnya adalah tulang punggung keluarga yang bekerja keras demi mencukupi kebutuhan mereka. (Tulang punggung: pencari nafkah utama). 
  13. Dengan kecepatan itu, dia memang pantas disebut raja jalanan. (Raja jalanan: pembalap atau pengendara ugal-ugalan). 
  14. Sejak dulu, ia selalu menjadi bintang kelas dengan nilai-nilai terbaiknya. (Bintang kelas: orang paling pintar di kelas). 
  15.   Ayah rela banting tulang agar anaknya bisa sekolah. (Banting tulang: kerja keras). 
  16.  Ia memang kepala batu dan susah dinasehati. (Kepala batu: keras kepala). 
  17. Kita harus menerima semua itu dengan berat hati. (Berat hati: sulit untuk menerima).
  18. Aji adalah darah daging dari Paman Ibnu. (Darah daging: anak kandung).
  19. Penyanyi Bernadya kini lagi naik daun. (Naik daun: sosok yang terkenal atau karirnya naik). 
  20. Bos perusahaan itu memiliki tangan kanan. (Tangan kanan: orang kepercayaan). 
  21. Tidak hanya cantik, Bella juga murah hati. (Murah hati: dermawan dan suka menolong). 
  22. Iqbal maju ke depan kelas untuk unjuk gigi. (Unjuk gigi: menampilkan kemampuan terbaiknya). 
  23. Ibu pitam karena aku menghilangkan tupperware miliknya. (Naik pitam: marah sekali). 
  24. Arhan Pratama adalah tunas bangsa yang bikin bangga. (Tunas bangsa: seseorang yang telah mengharumkan nama Indonesia melalui prestasinya). 
  25. Rania Yamin masih memiliki darah biru. (Darah biru: keturunan bangsawan atau kerajaan). 
  26. Selama ini Edo hidup sebatang kara. (Sebarang kara: hidup sendirian tanpa keluarga). 
  27. R.A. Kartini adalah bunga bangsa. (Bunga bangsa adalah pahlawan).
  28. Jangan hanya berpangku tangan pada orang lain. (Berpangku tangan: perilaku yang tidak berbuat apa-apa). 
  29.  Tidak pandai bukan berarti otak udang. (Otak udang: bodoh). 
  30.  Dia selalu cari muka di hadapan atasan. (Cari muka: berusaha mendapatkan perhatian). 
  31.  Kita harus bisa menerima dengan lapang dada. (Lapang dada: ikhlas). 
  32. Nenekku sudah tutup usia sejak tiga tahun lalu. (Tutup usia: meninggal dunia atau wafat). 
  33. Penipu itu berhasil mencuci otak korbannya. “Mencuci otak: mempengaruhi atau membujuk”.
  34.  Setelah pulang dari luar negeri, Nurul jadi lupa daratan. (Lupa daratan: tidak menghiraukan hal di sekitarnya). 
  35.  Sampah masyarakat itu akhirnya mendapatkan ganjaran yang setimpal. (Sampah masyarakat: orang yang tidak memberikan manfaat bagi masyarakat). 
  36.  Banyak pedagang harus gulung tikar akibat pajak naik. (Gulung tikar: bangkrut). 
  37. Kasus penggelapan uang itu sudah dihadirkan di meja hijau. (Meja hijau: pengadilan). 
  38.  Bambang pergi ke perpustakaan mencari harta karun buku. (Harta karun: sesuatu yang berharga) 
  39.  Awan menangis sepanjang hari. (Awan menangis: hujan). 
  40. Pria itu adalah pria hidung belang. (Hidung belang:  laki-laki yang gemar mempermainkan perempuan). 
  41. Wanita itu memiliki akal bulus yang bisa menyesatkanmu. (Akal bulus berarti tipu muslihat). 
  42.  Aldi harus gigit jari setelah tim sepak bolanya kalah. (Gigit jari: kecewa). 
  43. Wanita si tebal muka merebut suami tetangganya. (Tebal muka: tidak punya malu). 
  44. Anak itu mati kutu ketika dimarahi ibunya. (Mati kutu: tidak bisa berbuat apa-apa). 
  45.  Irfan selalu menjadi kambing hitam oleh teman-temannya. (Kambing hitam: orang yang menanggung kesalahan yang tidak diperbuatnya). 
  46.  Sandra adalah jantung hati Marvel. (Jantung hati: kekasih atau orang yang disayang). 
  47. Jamal beli cendera mata sepulang dari Bali. Cendera mata: souvenir). 
  48. Matahari telah terbenam, dewi malam pun mulai terlihat. (Dewi malam: bulan). 
  49. Anak itu terkenal sebagai kutu buku di sekolahnya. (Kutu buku: orang yang gemar membaca buku) 
  50. Haikal adalah orang yang berjiwa besar. (Berjiwa besar: bisa mengendalikan diri). 

Pilihan Editor: Contoh Majas Alegori dalam Bahasa Indonesia yang Harus Dipahami

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus