Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

72 Tahun Prabowo Subianto: Begini Perjalanan Karier Militer dan Politiknya, Tiga Kali Gagal Pilpres

Prabowo Subianto hari ini berulang tahun ke-72. Ia jadi Menteri Pertahanan Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin sampai periode 2024. Begini karier militernya.

17 Oktober 2023 | 18.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Calon Presiden, Prabowo Subianto berjoget diiringi nyanyian dari Penyanyi asal Maluku Yopie Latul (kiri) disela-sela Deklarasi Dukungan Forum Pemuda Muslim Maluku (FPMM) kepada pasangan Capres dan Cawapres Prabowo-Hatta di Rumah Polonia, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Senin (26/5). TEMPO/Dhemas Reviyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Prabowo Subianto atau Letnan Jenderal (Letjen) TNI (Purn) Prabowo Subianto merupakan Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia periode 2019 sampai 2024. Ia lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951 atau 72 tahun yang lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan Karier Prabowo Subianto 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Kementerian Pertahanan, Prabowo adalah anak dari pasangan Sumitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar. Ia anak ketiga dari empat bersaudara. Kedua kakaknya perempuan; Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati, dan satu adik laki-laki, Hashim Djojohadikusumo. 

Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri, terutama setelah keterlibatan ayahnya menentang pemerintah Presiden Sukarno di dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatera Barat. Prabowo menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris. Setelah kejatuhan Sukarno dan naiknya Soeharto, keluarga Sumitro kembali ke Indonesia, dan Prabowo masuk ke AKABRI di Magelang, Jawa Tengah. 

Prabowo dalam perjalanan karier politik telah tiga kali gagal sebagai calon presiden atau capres antara lain 2009, 2014 dan 2019. Meskipun pada Pilpres 2019 Prabowo kompetitor Jokowi, tapi kemudian hari masuk dalam Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Kini sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, ia maju kembali sebagai capres pada Pilpres 2024.

Karier Prabowo dalam Dunia Militer 

Prabowo mengawali karir militernya di TNI Angkatan Darat pada 1974 sebagai Letnan Dua setelah lulus dari AKABRI Darat di Magelang. Dari 1976 hingga 1985, Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), pasukan khusus Angkatan Darat pada saat itu. 

Saat berusia 26 tahun, Prabowo menjadi salah satu komandan pleton termuda dalam operasi Tim Nanggala di Timor Timor. Ia berperan besar dalam memimpin misi penangkapan Nicolau dos Reis Lobato, pemimpin Fretilin yang pada saat Operasi Seroja menjabat sebagai Perdana Menteri. Dengan bantuan adiknya sendiri Antonio Lobato, kompi Prabowo menemukan Lobato di Maubisse, sebuah kota kecil berjarak lima puluh kilometer di selatan Dili.
 
Pada 1985, Prabowo menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328/Dirgahayu), pasukan para raider di Kostrad. Pada 1991, ia menjabat sebagai kepala staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 (Brigif Para Raider 17/Kujang I), yang bermarkas di Cijantung. Prabowo yang saat itu telah berpangkat letnan kolonel terlibat dalam operasi pemburuan dan penangkapan Xanana Gusmao, salah satu tokoh pemimpin gerilyawan Fretilin. 

Pada 1993, Prabowo kembali ke pasukan khusus, yang kini dinamai Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ia diangkat menjadi komandan Grup 3/Sandhi Yudha, salah satu komando kontra-insurjensi Kopassus. Ia seterusnya menjabat sebagai wakil komandan komando dan komandan komando, di bawah kepemimpinan Brigadir Jenderal Agum Gumelar dan Brigadir Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo. 

Sampailah pada 20 Maret 1998, Prabowo diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, jabatan yang pernah disandang ayah mertuanya Presiden Soeharto. Pengangkatan ini terjadi hanya sepuluh hari setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat memilih Soeharto untuk periode kelima sebagai presiden. 

Sebagai Panglima Kostrad atau Pangkostrad, Prabowo membawahi sekitar sebelas ribu pasukan cadangan ABRI. Ia meminta Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Wiranto agar diizinkan untuk menggerakkan pasukan cadangannya dari luar Jakarta untuk membantu meredam kerusuhan Mei 1998.  

Sejauh ini Prabowo telah menerima sejumlah tanda jasa, di antaranya: 

• Bintang Kartika Eka Paksi Naraya
• Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun
• Satya Lencana Seroja Ulangan-III
• Satya Lencana Raksaka Dharma
• Satya Lencana Dwija Sistha
• Satya Lencana Wira Karya
• The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja
• Bintang Yudha Dharma Naraya 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus