Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - HUT PDIP ke-51 digelar di Sekolah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Perjuangan, kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, mulai pukul 9.00 WIB. Ketua Umum Megawati Sukarnoputri PDIP, Megawati Sukarnoputri menyampaikan pidato HUT PDIP yang ke-51. Megawati mengawali pidatonya dengan menegaskan ulang jati diri yang dipegang teguh PDIP sebagai partai wong cilik (rakyat kecil).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Melalui ulang tahun partai ini, kita menegaskan kembali pesan moral terpenting tentang jati diri PDI-Perjuangan sebagai partai wong cilik. Partai yang seutuhnya menyatu dengan rakyat,” kata Megawati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sikap dan identitas partai, menurut Megawati, haruslah selaras dengan kepentingan rakyat kecil. Identitas wong cilik yang diungkapkan Megawati ternyata tidak memiliki makna tunggal. Karena, bagi putri Sukarno tersebut, akar rumput juga merupakan simbol kehidupan yang dijunjung oleh partai sebagai wujud perjuangan rakyat.
“Dari kecil saya sering mengamati, saya senang tanaman. Akar rumput termasuk simbol kehidupan. Rumput tidak pernah menyerah. Ia mampu tumbuh di gunung, di tanah gersang, dan sampai juga di laut. Rumput memiliki daya survival yang tinggi,” tegas Megawati.
Presiden Indonesia ke-5 itu pun menambahkan bahwa rumput selalu bersama, tidak sendiri-sendiri, dan tidak pernah musnah. Menurut Megawati, ulang tahun PDIP yang ke-51 ini haruslah melambangkan hal-hal tersebut. “Mereka [rumput itu] berhimpun menjalin satu dengan satu yang ini dicabut yang ini merana tapi tidak mati,” kata Megawati.
Megawati juga menambahkan bahwa ke depannya rakyat harus semakin cermat memilih pemimpin. Menurutnya, identitas pemimpin harus dikembalikan pada identitas akar rumput pula. Oleh karena itu, menurut Megawati, calon pemimpin bangsa harus diamati rekam jejaknya, etikanya, tanggung jawabnya dan kemampuan memahami harapan lebih dari 270 juta rakyat Indonesia
“Rakyat Indonesia yang saya cintai ini saya bicara sebagai presiden kelima Republik Indonesia. Jangan tergiur, jangan hanya melihat sosoknya, tetapi pikiran dan hatinya harus menjadi satu,” ujar Megawati.
MICHELLE GABRIELA | MUTIA YUANTISYA
Pilihan editor: Fakta-fakta Pidato Keras Megawati di HUT PDIP ke-51