DIAM-diam, mahasiswa Institut Teknologi Bandung berhasil memilih
ketua Dewan Mahasiswa periode 1980/1981 -- 22 Mei lalu.
"Berjalan lancar, hampir tak ada hambatan yang berarti," ujar
Amir Sumbodo, sekretaris Pemilu DM. Dimulai dengan masa
pencalonan sejak akhir April, masa kampanye, debat antar
kontestan (3 orang) dan terakhir pemungutan suara.
Dari sebanyak 7.199 mahasiswa yang punya hak pilih, menggunakan
hak pilihnya 4.109 orang (57,077%). Abstain 273 dan dinyatakan
tidak sah 134 suara. Yang keluar sebagai pemenang Yayat Nur
Hayat, 24 tahun, mahasiswa Teknik Sipil angkatan 1975.
Surat peringatan dari rektor memang ada. Juga surat pembantu
rektor Bidang Kemahasiswaan Harsono Tarupratjeko disampaikan ke
semua departemen yang "tidak membenarkan penggunaan fasilitas
ITB untuk dimanfaatkan kegiatan pemilu."
"Kami memang tidak menggunakan fasilitas ITB," kata Amir
Sumbodo. "Sound system kami buat sendiri. Dan kampanye
berlangsung di lapangan terbuka." Di dalam kampus, tentu. Dan
seperti biasa, kampanye diramaikan dengan poster dan spanduk.
Pemilu ini menelan biaya Rp 300 ribu, tapi "dana ini kami himpun
dari mahasiswa sendiri."
Lalu apa yang mau diperbuat ketua yang baru ini, sementara DM
sudah merupakan wadah terlarang? "Program kami pertama-tama
mengadakan reorganisasi dan refungsionalisasi tubuh DM," ujar
Yayat. Ia menyatakan akan mengambil sikap terbuka, dan menjalin
hubungan dengan Rektorat dan Departemen P&K. "Walaupun kami
menyadari masalah NKK/BKK sudah merupakan harga mati, kami akan
mencoba mengadakan dialog dengan P&K."
la juga menyatakan tidak menghendaki kampus dijadikan arena
politik. Bila rektor bertindak menskors anda? "Saya sudah siap
dengan segala risikonya," ujar Yaal -- yang juga menyatakan -
ia sebenarnya bersifat moderat.
Pejabat rektor sendiri, Prof. Dody A. Tisnaamidjaja, tetap
menganggap pemilihan itu ilegal. Tapi berbeda dengan sebelumnya
(tercatat sudah 3 orang yang kena skorsing), sampai sejauh ini
belum seorang PWI dipanggil. "Asal tak mengganggu ketertiban
kampus, dan tak mengadakan aksi ke luar dengan mengatasnamakan
ITB," kata rektor yang juga dirjen Pendidikan Tinggi P&K.
Yang penting menurut rektor, sekarang ini unit-unit kegiatan di
ITB sudah berjalan lancar. BKK pun sudah lama terbentuk dan
berfungsi. Karena itu, katanya kepada TEMPO, tentang DM,"
anggap saja seperti organisasi ekstra kampus. Atau seperti
kelompok arisan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini