Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Ayah Jokowi Pernah Jualan Bambu dan Jadi Sopir Bus Kota

Ketegaran sang ayah dalam menekuni usaha menjadi inspirasi bagi Jokowi.

14 Desember 2018 | 11.43 WIB

Presiden Jokowi bersama penulis buku "Jokowi Menuju Cahaya" Alberthiene Endah (kedua kanan), perwakilan penerbit Tiga Serangkai Siti Aminah (kedua kiri) dan CEO Mayapada Dato Sri Tahir (kiri) saat peluncuran buku di Jakarta, Rabu, 13 Desember 2018. ANTARA
Perbesar
Presiden Jokowi bersama penulis buku "Jokowi Menuju Cahaya" Alberthiene Endah (kedua kanan), perwakilan penerbit Tiga Serangkai Siti Aminah (kedua kiri) dan CEO Mayapada Dato Sri Tahir (kiri) saat peluncuran buku di Jakarta, Rabu, 13 Desember 2018. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi terlahir dari pasangan suami-istri, Wijiatno Notomiarjo dan Sujiatmi. Ia mengenang ibunya kerap menyalakan tungku di pagi buta dan membuatkan sarapan sederhana untuk keluarga.

Baca: Jokowi Terlahir dengan Nama Mulyono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Bapak saya, Wijiatno Notomiarjo, kerap telah menghilang di pagi hari. Ia sudah bertarung mencari rezeki. Ia berjualan bambu dan kayu di lapak sederhana dalam pasar tak jauh dari rumah," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini dalam buku Jokowi Menuju Cahaya karya Elberthiene Endah, yang diluncurkan pada Kamis, 13 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam buku itu diceritakan Jokowi menghabiskan masa kecilnya dengan tinggal di rumah bilik di pinggir kali. Ia dan orang tuanya kerap berpindah-pindah kontrakan. "Mungkin karena permukiman di kawasan kumuh seperti itu biaya kontraknya paling murah dan mampu dibayar Bapak," katanya.

Mantan Wali Kota Solo ini menceritakan bahwa ayahnya setengah mati berjuang menghidupi keluarga, istri, dan empat anaknya. Jokowi memiliki tiga adik perempuan.

Baca: Cerita Jokowi Hidup di Pinggir Kali dan di Tengah Hutan

Saat menetap di bantaran Kali Anyar, ayahnya berjualan bambu dan kayu di Pasar Gilingan, tak jauh dari rumahnya. "Kayu dan bambu dihaluskan Bapak, diserut dan digergaji. Ada saja yang membutuhkan itu untuk membuat perkakas atau bahan membuat bangunan," ujarnya.

Menurut dia, ketegaran sang ayah dalam menekuni usaha menjadi inspirasi dalam hidupnya. Wijiatno adalah contoh bagaimana wong cilik berjuang untuk survive tanpa uluran bantuan siapa pun. Tidak ada yang menyodorkan dana untuk modal, juga tidak ada yang memberikan bantuan area berjualan.

Selain berdagang, Wijiatno juga pernah menjadi sopir bus kota. Ketika sibuk menjadi sopir, ibu Jokowi yang mengurusi penjualan bambu dan kayu. Kedua orang tuanya bekerja keras mengumpulkan uang untuk membayar kontrakan rumah, setelah rumah di bantaran Kali Pepe digusur.

"Bapak nyaris selalu pulang larut malam, karena ia mengerahkan segenap tenaga dan waktunya untuk menyopir bus," ucapnya.

Baca: Darwis Triadi Memotret Jokowi: Dia Serahkan Total kepada Saya

Suatu waktu, orang tuanya mampu menggontrak rumah di kawasan Manahan, dekat dengan pusat Kota Solo. Sejak itu, keluarganya tidak lagi menempati rumah di banyaran sunggai.

Kehidupan perekonomian keluarga Jokowi membaik seiring berjalannya waktu. Ayahnya juga memberanikan diri membuka bengkel usaha kayu. Menurut Jokowi, kakek dan saudara-saudara ayahnya juga menekuni bisnis kayu, seperti membuat perabot atau mebel. Usaha ayahnya itu kemudian berjalan cukup baik, meski tak besar.

"Setelah beberapa tahun ia menekuni pekerjaan itu, akhirnya uang terkumpul untuk membeli rumah yang sangat mungil dan sederhana. Kami girang bukan kepalang," katanya.

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus