Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengungkapkan cara kelompok mereka bisa mendapatkan uang untuk membeli senjata api dari eks prajurit TNI, Yuni Enumbi. "Kami dapat uang sedikit dari proyek apa pun karena kami tuan tanah," kata Sebby kepada Tempo melalui telepon seluler pada Senin, 10 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia mengatakan Organisasi Papua Merdeka atau OPM mendapatkan uang dari hasil iuran proyek perusahaan di tanah Papua. Sebby berujar setiap perusahaan yang ada di Papua wajib membayar uang iuran tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tanah-tanah itu dana. Uang itu kami bisa dapatkan dari proyek-proyek, Papua punya kekayaan alam, kan? Kalau pemerintah mau ambil, ya bayarnya ke kami, begitu," ucap dia.
Selain tanah, Sebby menyebut para pengusaha juga mengambil pasir dari tanah Papua. Pengusaha, kata dia, juga harus membayar hasil pengambilan pasir itu kepada OPM. "Ya, seperti pasir, cengkur kayu di mana-mana. Uangnya masuk di kami. Pengusaha-pengusaha kan ambil pasir, bayar ke mana? Bayarnya kan ke kami. Kami kan tuan tanah, pemilik negeri," ujar Sebby.
Dia mengatakan upaya ini untuk memperjuangkan tanah Papua. Sebby menyebut cara mengumpulkan uang itu juga untuk mendapatkan barang berupa senjata api bagi kelompok mereka.
"Prinsipnya, saya bilang, kami kan berjuang. Jadi, berusaha cari arah bagaimana barang bisa datang. Sekalipun jauh itu tidak masalah karena masyarakat yang lain akan berjuang," ucap dia.
Sementara itu, Sebby membeberkan nilai transaksi untuk jual beli senjata api dengan eks prajurit TNI, Yuni Enumbi. "Kami beli senjata api Rp 300 juta sampai Rp 500 juta satu pucuk," kata Sebby.
Dia menyebut untuk senjata dengan harga Rp 500 juta berjenis mini-mitrailleuse atau FN Minimi. Senjata api tersebut merupakan senapan mesin ringan berukuran 5,56 hingga 7,62 milimeter.
"Ya, satu pucuk. Kami tidak hitung uang, tapi kami hitung barangnya. Kami mau barangnya. Karena kami ini harus berpikir untuk perang," kata dia.
Dia mengatakan bahwa sekali menjual senjata api, Yuni bisa meraup keuntungan yang cukup banyak. Sebby menyebut keuntungan yang didapat Yuni sekitar Rp 1,3 miliar dari hasil jual beli senjata api tersebut.
Meski begitu, Tentara Nasional Indonesia membantah melakukan jual beli senjata api kepada OPM. Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Hariyanto mengatakan informasi yang beredar untuk menjatuhkan wibawa prajurit militer.
"Saya sampaikan bahwa TNI tidak pernah menjual senjata kepada siapa pun, terlebih kepada OPM yang selama ini justru berseberangan dengan TNI," kata Hariyanto saat dihubungi Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Senin.
Dia kembali membantah jika OPM telah lama membeli senjata api dari aparat militer. Ia memastikan informasi tersebut adalah kabar burung atau hoaks.
"Terkait adanya klaim dari OPM yang menyatakan bahwa sejak lama membeli senjata dari aparat militer, kami pastikan dalam hal ini adalah tidak benar dan menyesatkan," ucap dia.
Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.