Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Banyak Komentar Negatif, Jokowi: Sudah Biasa Sejak Jadi Wali Kota

Dalam beberapa kesempatan, Jokowi juga kerap menanggapi informasi yang beredar di media sosial tentang dirinya.

9 Desember 2018 | 08.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Jokowi menyampaikan paparan ketika menerima peserta Konferensi Mahasiswa Nasional di Istana Bogor, Jumat, 7 Desember 2018. ANTARA/Wahyu Putro A/foc.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bogor - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku sudah terbiasa mendapati adanya komentar negatif di media sosial mengenai dirinya dan keluarganya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sudah biasa itu dari wali kota, gubernur, presiden," kata Jokowi dalam bincang pagi media di Grand Garden Cafe Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jokowi mengatakan semakin besar jabatan yang diembannya, komentar negatif semakin besar. Kendati begitu, ia menilai bahwa komentar yang positif tentang dirinya juga lebih banyak.

Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan bahwa komentar negatif selalu ada sejak ayahnya menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga kini sebagai presiden dan calon presiden 2019. "Yang jelas kalau ada komentar negatif dari keluarga tidak boleh reaktif," kata dia.

Gibran juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan hal-hal yang berbau fitnah dan menjurus hoax. Sebab, kata dia, sebuah informasi hoax yang direspons terlalu reaktif dan disebarkan akan semakin viral.

Dalam beberapa kesempatan, Jokowi juga kerap menanggapi informasi yang beredar di media sosial tentang dirinya. Salah satunya adalah tudingan bahwa ia adalah anggota atau keturunan PKI, antek asing dan anti Islam.

Jokowi menceritakan bahwa ada sebuah foto dirinya berada di podium bersama Ketua PKI DN Aidit yang sedang berpidato pada 1955. Foto itu menurut Jokowi banyak tersebar di media sosial.

"Saya lihat sampai geleng-geleng. Saya lahir saja belum kok ada di podium D. N Aidit. Astaghfirullah. Ampun ya Allah. Sabar. Ini baru satu gambar. Belum gambar lain," kata Jokowi dalam acara pemberian sertifikat lahan di Lapangan Sepakbola Stadion Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis, 25 Oktober 2018.

Saat bertemu dan berdialog dengan 75 ulama dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Depok, Jokowi juga mengklarifikasi sejumlah tudingan yang ditujukan kepadanya dan pemerintah. Isu yang diklarifikasi Jokowi adalah soal banjir tenaga kerja asing (TKA).

Terkait tudingan Indonesia banjir TKA, khususnya dari Cina, Jokowi juga membantahnya. Ia menjelaskan jumlah TKA di sini tidak mencapai 1 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang negara-negara lain di dunia.

Menurut Jokowi, lebih tepat jika menganggap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membanjiri negara lain. Ia membandingkan TKA Cina di Indonesia hanya 24 ribu, sementara TKI di Cina daratan mencapai 80 ribu. "Di Hong Kong, kan Cina juga, 160 ribu, Taiwan 200 ribu, kalau ditotal 440 ribu," ujarnya.

Dengan perbandingan itu, Jokowi menampik tudingan bahwa pemerintahannya dianggap antek asing. "Karena tenaga kerja kita lebih banyak di sana justru orang di sana antek Indonesia, kalau mau dibolak-balik," kata dia.

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus