Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) telah berdiri di Bandung sejak 3 Juli 1920. Saat menginjak usia ke-100 pada 2020, ITB telah berhasil mencetak alumni sebanyak 120.000 orang. ITB pun telah memiliki 128 program studi yang terbagi dalam 12 fakultas atau sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain alumni dan program studi, ITB memiliki berbagai fasilitas dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penunjang belajar mahasiswa. Selain itu, fasilitas tersebut juga biasa digunakan untuk kunjungan sekolah. Berikut fasilitas-fasilitas yang dimiliki ITB:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Museum Zoologi
Museum Zoologi adalah museum di bawah naungan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB. Museum ini dibangun sejak 1950-an dan didirikan oleh peneliti Eropa dan Amerika Serikat, Prof Poul Heegaard dan Prof Walter Roepke. Dua peneliti tersebut sudah mengeksplorasi berbagai wilayah Indonesia untuk mengisi museum Zoologi. Namun, sebagian hasil eksplorasi tersebut disimpan di departemen Biologi untuk menunjang pembelajaran mahasiswa
Awalnya, museum ini dibentuk untuk para peneliti Belanda, Jerman, dan Amerika Serikat yang memiliki minat dalam bidang Zoologi. Sampai saat ini, museum zoologi memiliki 1.027 spesies dari 2.260 spesimen awetan hewan.
Museum Zoologi dibuka bagi kunjungan dengan satu syarat, yaitu meminta izin ke Wakil Dekan Bidang Sumber Daya ITB. Museum ini memiliki jam operasi mulai dari pukul 08.00-16.00 WIB. Setiap sesi gratis dan akan dibatasi maksimal 25 orang.
2. Observatorium Bosscha
Dahulu, Observatorium Bosscha dikenal sebagai Bosscha Sterrenwacht. Observatorium ini adalah lembaga riset yang ada di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA ITB). Biasanya, gedung ini digunakan oleh program studi Astronomi sebagai pusat penelitian dan pengembangan Ilmu di bidangnya.
Observatorium Bosscha berhasil dibentuk atas kemauan Karel Albert Rudolf yang mengumpulkan peminat astronomi Hindia Belanda untuk memajukan ilmu astronomi.Mengutip Tempo.co, Observatorium Bosscha diresmikan pada 1 Januari 1923.
Bukan hanya berguna sebagai penelitian bagi civitas akademik ITB, tetapi juga bagi masyarakat. Observatorium tersebut melaksanakan pengabdian masyarakat dalam bidang fenomena astronomi. Selain itu, Observatorium Bosscha juga membuka kesempatan bagi peneliti dan mahasiswa yang ingin mempelajari instrumentasi, dan astrofisika.
3. Pusat Iptek Sabuga
Pusat Iptek Sabuga adalah galeri sains yang memiliki Dome Theatre untuk menampilkan pertunjukan. Dome Theatre biasanya menampilkan film 2 dimensi yang dibuat khusus dengan 10 kamera di setiap scene.
Pada tempat ini terdapat area Kids Smart, yaitu tempat anak-anak mempelajari teknologi dengan cara bermain sambil belajar. Mengambil dari saraga-sabuga.itb.ac.id, galeri sains ini memiliki sekitar 40 alat peraga fisika, mesin otomotif, dan matematika. Pusat Iptek Sabuga dapat dikunjungi oleh siswaTK, SD, SMP, dan SMA ataupun kunjungan lainnya.