Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Bisa bicara jadi tujuannya

Akademi vacana mandira mencetak ahli bina wicara, mendidik 35 mahasiswa untuk bekerja di rumah sakit ypac, slb dan klinik bina wicara. (pdk)

24 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI luar, gedung Akademi Vacana Mandira di Jalan Kramat VI Jakarta kelihatan seperti rumah tinggal biasa. Memiliki tia ruan kuliah dan beberapa ruang praktek, akademi itu kini mendidik 35 mahasiswa. Dalam musim para lulusan SMA mencari pendidikan yang lebih tinggi kini, akademi itu awal Juli ini menerima 17 calon mahasiswa. Masih ada pendaftaran gelombang kedua yang dimulai pekan lalu, yang diharapkan menambah jumlah itu. Tapi berdasarkan pengalaman tahun-tahun yang lalu, banyak calon yang gagal dalam tes psikologi. Akademi itu berdiri tahun 1973. Hingga kini ia telah meluluskan 59 ahli penyembuh anak penderita kelainan tidak bisa atau tidak lancar bicara. Pembentukan akademi itu merupakan hasil kerjasama Yayasan Bina Wicara, salah satu proyek Dewan Nasional Indonesia untuk kesejahteraan sosial-salah seorang pimpinannya Ny. A.H. Nasunon -- dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tujuannya ialah mencetak ahli dalam bidang speech therapy. Sebagian besar mahasiswanya ialah perawat yang dikirim oleh rumah sakit, menurut Ny. R. Subeno, direktris akademi itu. Syarat bagi calon mahasiswa ialah berijazah Sekolah Lanjutan Atas (SLA) dan lulus ujian masuk. Uang kuliah sebesar Rp 5.000 sebulan. Pada umumnya, lulusan akademi ini bekerja di rumah sakit yang memiliki unit rehabilitasi, Sekolah Luar Biasa (SLB), Yayasan Penderita Anak-anak Cacat (YP AC) dan klinik bina wicara. Walau menggondol ijazah setingkat sarjana muda, lulusan Akademi Vacana Mandira tidak berhak menyandang gelar. "Statusnya masih swasta dan belum diakui pemerintah," kata sang direktris. Julukan mentereng yang bisa dipakai ialah speechtheraphist, ahli bina wicara. Selalu diajarkannya agar mahasiswa tidak mengkhayal bakal mendapat banyak duit setelah lulus. "Soalnya, kerjanya lebih banyak segi sosialnya," kata Katarina, 20 tahun, mahasiswi akademi itu yang sudah mulai ikut praktek. Mata kuliah pokok ialah soal penyembuhan kelainan suara (speech pathology) yang diberikan oleh lima dosen lulusan akademi itu sendiri. Masing-masing mengajarkan soal kelainan suara, tunarungu, gagap dan kelainan otak (cerebral palsy). Masih ada 10 dosen lagi seperti dokter ahli telinga, hidung dan tenggorokan (THT), ahli saraf, plus beberapa ahli lain di bidang bahasa, suara, orthopaedagogik, laryngologi dan ilmu jiwa. Akademi ini konon termasuk paling besar di Asia Tenggara. "Di Indonesia, ahli speech therapy baru lulusan akademi ini," kata I. Pranindyo, 30 tahun, yang kini mengajar speech pathology. Pada awalnya akademi itu masih perlu mendatangkan beberapa ahli serupa dari luar negeri, antara lain dari Negeri Belanda dan India untuk mengajar di sana. Bahan kuliah untuk kurikulum selama 3 tahun disusun oleh dosen sendiri berdasarkan bacaan perpustakaan. Bahan juga dikumpulkan dari pengamatan mahasiswa selama praktek (lihat "Dokter" Yang Terus Mengoceh) di klinik akademi itu. Setelah naik tingkat II, mahasiswa diwajibkan menjadi pembantu ahli bina wicara yang tengah berpraktek. Sedang mahasiswa tingkat III mendapat kesempatan membuka praktek. Uang praktek seluruhnya masuk kas klinik akademi. Pelajaran yang diberikan merupakan perpaduan antara teori dan praktek itu. "Lulusan akademi itu, harus mampu menyembuhkan pasien sehingga mampu berbicara dengan baik," kata Pranindyo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus