Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

"dokter" yang terus mengoceh

Klinik vacana mandira, jakarta tempat penyembuhan anak-anak yang mendapat kelainan susah berbicara. tempat praktek mahasiswa akademi vacana mandira. rata-rata 50 pasien/hari ditangani 10 ahli bina wicara. (pdk)

24 Juli 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BOCAH berusia 6 tahun itu duduk termangu memandang cermin ditembok. "Dokter" yang merawatya tidak henti-hentinya mengoceh dan mengajaknya menirukan suara mobil-mobilan yang meraung mengelilingi ruang praktek berukuran 2 x 2 meter. "Ngeng . . . ngeng . . . mobilnya jalan cepat. Ayo, Ade ikuti suara ibu, bagaimana bunyi mobil?" katanya menempelkan pipi ke telinga Ade, si pasien, sambil menunjukkan gerak bibir di cermin. Pasien yang berdandan rapi itu mulai tersenyum kecil dan dengan bibir bergetar keluar suara lirih: "nge . . eng . . ." Nah, "dokter" itu bernapas lega. Ia berhasil "menyelamatkan" pasien. Pemandangan ini terlihat di Klinik Vacana Mandira, Jalan Kramat VI, Jakarta, tempat penyembuhan anak-anak yang mendapat kelainan susah berbicara. "Semula ia sama sekali tidak bisa bersuara," kata mahasiswi tingkat III yang tengah praktek menjadi "dokter". Selama 3 bulan secara terus-terusan berobat ke klinik itu, pasien yang menderita keterlambatan bicara itu disembuhkan dengan memberi rangsangan untuk mengeluarkan bunyi. Ruang praktek di sebelahnya mirip ruang kelas sebuah Kelompok Bermain. Jimmy A Hok tengah dirawat Evi Kawilarang, juga mahasiswi tingkat III. Evi menyuruhnya menjulurkan lidah. Kemudian sebuah alat logam mirip sendok makan ditekankan pada lidah. Sesaat setelah itu, Jimmy disuruh menarik lidah. Ini dilakukan berulang-ulang. Pasien menderita pendengaran tidak terarah akibat kerusahan pada otak. "Ia harus mendapat rangsangan pada sense motorik," kata Evi. Dengan mengeluarkan dan memasukkan lidah, lama kelamaan ia akan dapat mengendalikan diri. "Sebelumnya, kalau menjulurkan lidah, ya susah disuruh memasukkan," katanya. Sesudah lincah menggerakkan lidah, dia akan diajar berbicara. Klinik ini langganan orang berada. Sebagian besar anak diantar ke situ dengan mobil atau baby sitter. Di situ mahasiswa Akademi Vacana Mandira melakukan praktek. "Tapi klinik ini sebenarnya bukan hanya untuk orang kaya. Kami juga memberikan keringanan biaya bagi mereka yang kurang mampu," kata Dudung Abdurrachman, pemimpin klinik. Biaya sekali berobat selama 30 menit cuma Rp 1.000. Seminggu pasien diwajibkan datang dua kali. Rata-rata sehari 50 pasien ditangani oleh sekitar 10 ahli binawicara, dibantu mahasiswa yang tengah praktek. Klinik mempunyai 14 ruang periksa, termasuk tiga ruang kelas yang bisa disulap menjadi ruang praktek. Soal lama penyembuhan, sepenuhnya tetgantung pada jenis kelainan suara yang diderita, berat ringan kerusakan dan semangat pasien untuk sembuh. "Pasien yang menderita kelainan suara sebagian besar bisa disembuhkan," kata Dudung. Untuk memilih cara penyembuhan yang tepat, ahli bina wicara melakukan pemeriksaan jenis kelainan. Mereka memerlukan bantuan ahli saraf dan psikolog. Jenis kelainan yang bisa disembuhkan yaitu kelainan bahasa (delayed speech), terlambat berbicara karena kerusakan otak, kelainan irama seperti gagap atau lidah kaku dan bisu akibat tuli sejak kecil. Sebagian besar pasien berusia di bawah 12 tahun. "Karena itu pemberian terapi dipadukan dengan metode bermain," kata Dudung. Cara itu diajarkan kepada mahasiswa selama belajar di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus