Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Cerita WNI Eks ISIS dalam Film Seeking The Imam

Film yang bercerita tentang pengalaman WNI eks ISIS ini mengisahkan tentang pengalaman Dania.

4 Maret 2020 | 21.18 WIB

Film Seeking The Imam, yang bercerita mengenai pengalaman WNI eks ISIS ditayangkan eksklusif di Gedung Tempo, Rabu, 4 Maret 2020. TEMPO/Halida Bunga
Perbesar
Film Seeking The Imam, yang bercerita mengenai pengalaman WNI eks ISIS ditayangkan eksklusif di Gedung Tempo, Rabu, 4 Maret 2020. TEMPO/Halida Bunga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Film bertajuk Seeking The Imam yang bercerita tentang pengalaman WNI eks ISIS secara eksklusif ditayangkan perdana untuk publik di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Barat pada Rabu, 4 Maret 2020.

Film yang digarap oleh Kreasi Prasasti Perdamaian bersama ruangngobrol.id ini menceritakan kisah nyata remaja WNI eks ISIS, Dania yang berhasil pulang ke Indonesia pada 2018.

Keberangkatan Dania ke Suriah mulanya berasal dari propaganda ISIS yang ditemukannya di media sosial. Hal ini dilatarbelakangi kondisi keluarganya, ketika Dania merasa kehilangan sosok ayah yang terlampau sibuk hingga membuat dirinya terjebak pada iming-iming ISIS.

Pada 2017, Dania dan keluarganya pergi ke Suriah dengan harapan bisa hidup layaknya berada di zaman nabi Muhammad SAW. Tak sampai 2 tahun, mereka berusaha mencari jalan untuk pulang ke Indonesia lantaran tak mendapatkan hal-hal yang dijanjikan ISIS.

Pemimpin ruangngobrol.id, Rosyid Nurul Hakim menjelaskan, film ini dibuat sebagai upaya problem solutioning terkait isu ISIS. "Kami mau bicara ke publik membahas isu ini, sehingga stigma atau prasangka di masyarakat bisa didiskusikan dan dicari titik temunya," kata dia dalam panel diskusi.

Hakim menjelaskan film ini hendak berpesan bahwa keluarga harus memperkuat komunikasi antar keluarga, anak dan orang tua dengan penuh keterbukaan. "Ini penting disadari bahwa proteksinya itu dari keterbukaan keluarga. Kami mau pakai film ini biar lebih banyak ngobrol dengan masyarakat karena masyarakat kadang terlalu takut melihatnya, akhirnya mengalienisasi orang lain karena takut terpengaruh," katanya.

Dania yang turut hadir dalam penayangan film ini,m berpesan agar setiap keluarga bisa bertabayyun dan mencari tahu kebenaran suatu informasi. Ia berharap keluarga bisa menjadi pelarian setiap anggota keluarga untuk berdiskusi mengenai berbagai hal, terutama ketika mendapatkan informasi soal ISIS.

Dari ceritanya, Dania berharap keluarga lain bisa belajar untuk kompak dan menjadi tempat pertama sesama keluarga untuk bercerita. "Carilah bener enggak sih hal (ISIS) itu. Cek lagi, tanya ke ahlinya atau orang yang lebih tahu. Jangan dipendam sendiri, ditanyakan. Tabayyun, cek dan berpikir kritis," kata Dania.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus