Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Cerita Yos Suprapto soal Pembredelan di Galeri Nasional: Saya Senimannya Saja Tidak Bisa Masuk

Selama proses kurasi karya, Yos Suprapto menyebut bekerja sendirian karena kurator pameran memutuskan mundur.

21 Desember 2024 | 17.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelukis Yos Suprapto menunjukan salah satu dari lima karya lukisannya yang diminta untuk diturunkan pada pameran bertajuk "Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan", melalui layar handphone di depan Gedung Galeri Nasional, Jakarta, 20 Desember 2024. Pameran tunggal karya Yos Suprapto ini rencananya akan diisi dengan 30 karya Yos Suprapto. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelukis asal Yogyakarta Yos Suprapto menjadi korban pembredelan karya seni oleh Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Yos mengaku dilarang masuk ke ruang pameran tempat karyanya dipajang di Gedung A Galeri Nasional. Adapun pelarangan ini akibat sejumlah karya yang dia pamerkan dianggap melanggar norma sosial oleh penyelenggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya senimannya saja tidak bisa masuk ke dalam ruang di mana saya menaruh karya-karya saya,” kata Yos di Gedung YLBHI-LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Desember 2024. Yos turut menyayangkan kondisi ini sebab karyanya itu sudah dipersiapkan sejak setahun terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yos mengomentari narasi dari Kementerian Kebudayaan yang menyatakan permasalahan ini bukan sebagai bentuk pembredelan. Menurut Yos, apa yang dia rasakan itu adalah pembredelan karya seni karena dia dan para pengunjung tak bisa melihat ke dalam galeri.

“Saat konferensi pers Menteri Kebudayaan kita yang tayang tadi malam, (mereka) menyatakan bukan pembredelan tapi penundaan. Penundaan tanpa jadwal. Saya agak sedikit menyesal karena oknum-oknum yang menghentikan ini,” ucap Yos.

Selama proses kurasi karya, Yos menyebut bekerja sendirian karena kurator pameran memutuskan mundur. Dia berjibaku untuk memajang 30 karyanya dalam pameran yang rencananya akan dibuka secara umum Kamis malam, 19 Desember 2024. Namun ternyata pameran tunggal ini tidak jadi dihelat sebab ruang galeri dikunci dan lampunya dimatikan.

“Saya kuratornya sendiri karena pada waktu itu kuratornya tidak ada. Pameran ini menurut kesepakatan seharusnya berlangsung 3 Desember 2024, kemudian diundur menjadi 19 Desember 2024. Galeri Nasional telah lalai dengan sengaja,” ujar Yos.

Kurator pameran ini sebelumnya adalah Suwarno Wisetrotomo. Namun dia memutuskan untuk mundur karena tidak sepakat dengan Yos terhadap karya-karya di pameran ini. “Menurut pendapat saya, ada dua karya yang terdengar seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektif,” kata Suwarno melalui pernyataan resminya, Jumat, 20 Desember 2024.

Suwarno menilai perannya sebagai kurator sangat sentral. Dia harus mengatur supaya tema dan karya yang dihasilkan dalam pameran tersebut memiliki keselarasan terhadap konsep awal. “Bagi saya sebagai seorang kurator, pendapat saya penting untuk dipertimbangkan oleh seniman,” ucap Suwarno.

Meski memutuskan mundur, Suwarno menegaskan bahwa pilihan tersebut bukan untuk menghentikan pameran tunggal karya Yos Suprapto itu. Namun fakta di lapangan menunjukkan kalau pameran ini ternyata mendapat perlakuan berupa pembredelan oleh Galeri Nasional. Pengunjung dilarang masuk untuk menyaksikan karya-karya Yos Suprapto itu.

Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia Jarot Mahendra sebelumnya menjelaskan bahwa dalam proses penataan karya di area pameran terdapat beberapa karya yang tanpa melalui kesepakatan antara seniman dan kurator. “Setelah melalui proses evaluasi oleh kurator pameran, karya-karya tersebut dianggap tidak sesuai dengan tema kurasi yang telah ditetapkan,” kata Jarot.

Menurut Jarot, proses mediasi telah dilakukan tetapi tidak tercapai kesepakatan dan kurator mengundurkan diri. Sebagai langkah untuk menjaga keselarasan kuratorial dan memastikan kualitas pameran, kata dia, Galeri Nasional Indonesia memutuskan untuk menunda acara ini dan akan mengupayakan komunikasi antara seniman dan kurator.

Hingga kini karya-karya Yos Suprapto masih berada di dalam Galeri Nasional. Yos tidak mau menurunkan karya tersebut yang membuat pihak galeri melarang pengunjung menyaksikan karyanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus