Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seniman Yos Suprapto mendapatkan sejumlah tawaran untuk menggelar pameran atas sejumlah lukisannya setelah pembatalan pameran karya-karyanya di Galeri Nasional Indonesia. Tawaran itu berasal datang berbagai galeri, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
“Ada beberapa tawaran untuk pameran di beberapa tempat,” kata Yos Suprapto, Selasa, 24 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Indonesia, salah satu tempat yang membuka pintu untuk memamerkan karya lukisan Yos Suprapto adalah Dewan Kesenian Surabaya. Tawaran lainnya berasal dari sejumlah galeri di Surabaya, Semarang, DI Yogyakarta, dan Bandung. Tawaran pameran dari luar negeri berasal dari Korea Selatan, Belanda, Swiss, dan Jerman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yos Suprapto belum mengambil keputusan terhadap berbagai tawaran pameran tersebut. Ia tidak ingin mengulang kejadian di Galeri Nasional setelah pembatalan pameran tunggal terhadap sejumlah karyanya pada 20 Desember lalu.
“Saya perlu mempelajari dulu tawaran-tawaran tersebut agar tidak mengulang hal yang serupa,” kata dia.
Awalnya Yos Suprapto hendak menggelar pameran tunggal di Galeri Nasional pada 20 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025. Pameran ini mengangkat tema "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan".
Puluhan karya-karya Yos Sudarso sudah dipasang di galeri tersebut. Tapi beberapa menit sebelum pameran dibuka, pintu ruangan galeri justru digembok dan lampu dimatikan.
Pembatalan pameran ini, menurut Yos Suprapto, karena kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima dari 30 lukisannya diturunkan. Tapi Yos Suprapto menolaknya.
Kelima lukisan itu menggambarkan tentang salah satu tokoh di Indonesia. Gambaran tokoh dalam lima lukisan tersebut identik dengan Presiden ke-7 Joko Widodo.
Menurut Yos Suprapto, tidak ada yang salah dengan karyanya tersebut. Sebab seluruh lukisan tersebut sudah melewati proses kurasi berdasarkan penelitian ilmiah.
"Pameran saya yang bertajuk Kebangkitan Tanah dan Kedaulatan Pangan ini jelas sekali mengusung isu-isu sosial yang saya rangkum dalam bentuk visual. Bagi saya, isu sosial itu tidak bisa dipisahkan dari hukum sebab-akibat seperti halnya ilmu eksakta," kata Yos.
Setelah pembatalan tersebut, Yos Suprapto mulai menurunkan karya-karyanya dari Galeri Nasional pada 23 Desember lalu. Ia mengatakan karya-karyanya itu diturunkan karena belum menemukan kesepakatan antara pihak Galeri Nasional, mantan kurator, dan dirinya. “Jadi, pameran ini tidak bisa dilanjutkan karena kami tidak menemukan titik temu,“ kata dia.
Advist Khoirunikmah, Alif Ilham Fajriadi, dan Ihsan Reliubun berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor : Ancaman Demokrasi Semu di Era Prabowo