Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Guntur Romli mengkritik langkah Partai Gerindra yang dinilai terlalu dini mengusung Presiden Prabowo Subianto di pemilihan presiden 2029. Menurut Guntur ada hal yang lebih penting untuk dibicarakan usai 100 hari pertama pemerintahan baru ketimbang urusan pencalonan presiden periode selanjutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masih jauh sudah bicara copras-capres. Harusnya lebih fokus menunaikan janji-janji Prabowo saat pilpres 2024," ucap Guntur saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan, Ahad, 16 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guntur menilai di masa awal pemerintahan Prabowo, banyak kontradiksi antara kebijakan satu dengan kebijakan lain. Ia mencontohkan keputusan Prabowo menerapkan efisiensi anggaran yang menyasar sebagian kementerian dan lembaga. Pada saat yang sama Prabowo justru menambah jabatan staf khusus untuk Menteri Pertahanan.
Meski begitu, Guntur memahami sikap Gerindra yang mengambil langkah dini untuk mengusung Prabowo untuk pagalan RI I lima tahun mendatang. Menurut dia tidak ada tokoh lain selain Prabowo yang bisa diusulkan sebagai calon presiden periode mendatang.
"Pilihan ke Pak Prabowo kami kira itu realistis. Tidak ada tokoh lain dan tidak perlu ada pertimbangan rumit lagi," kata Guntur.
Dalam Kongres Luar Biasa (KLB) ke-VII Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 13 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto diusulkan maju di Pilpres 2029. Dalam kongres itu, para kader Partai Gerindra sepakat untuk memilih Prabowo sebagai Ketua Umum sekaligus mengusung kembali maju di Pilpres 2029.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, keputusan tersebut berdasarkan kesepakatan bersama yang diambil oleh perwakilan seluruh pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra seluruh Indonesia yang hadir dalam KLB.
Dia menyebut, Prabowo meminta waktu untuk mengemban tugasnya saat ini. “Beliau menjawab, ‘Insya Allah,’ namun meminta waktu untuk menyelesaikan tugasnya sebagai presiden dan memenuhi janji kepada rakyat,” kata Muzani di Hambalang, seperti dikutip dari Antara.
Dalam pidatonya saat HUT ke-17 Partai Gerindra, Prabowo meminta tidak dicalonkan lagi untuk Pilpres 2029 apabila programnya dalam periode pertama tidak berhasil. “Saudara-saudara, saudara minta saya bersedia dicalonkan lagi tahun 2029. Saya katakan kalau program-program saya tidak berhasil, tidak perlu saudara calonkan saya terus,” kata Prabowo, di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Prabowo mengaku malu untuk maju lagi dalam pilpres bila dirinya mengecewakan kepercayaan rakyat di periode pertamanya. Ia menuturkan, sejak kecil ingin melihat Indonesia hebat. “Sumpah saya sama dengan senior-senior saya di situ, tidak ada bahwa kita ingin kekuasaan untuk kehebatan kita sendiri, ndak ada,” ujarnya.
Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.