Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Demonstran penolak pengesahan Revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia yang digelar Aliansi Jogja Memanggil bersiap mengarak replika kepala babi dan tikus sebagai simbol melawan serangan terhadap kebebasan pers dan kebebasan berekspresi, Kamis, 27 Maret 2025. Unjuk rasa kali ketiga menolak pengesahan UU TNI ini berlangsung di depan Gedung Agung atau Istana Kepresidenan Yogyakarta.
Koordinator Lapangan Aliansi Jogja Memanggil Bung Kus mengatakan demonstran telah menyiapkan replika atau seni instalasi berbentuk babi dan tikus dan membawa wajan dalam aksi tersebut. Replika itu terinspirasi dari teror terhadap jurnalis berupa pengiriman kepala babi tanpa kuping dan bangkai tikus yang dipenggal ke Kantor Tempo belum lama ini. Adapun wajan merupakan sindiran kepada Kepala Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi yang menyarankan jurnalis Tempo untuk memasak kepala babi.
“Bagaimana kalau Istana Negara yang masak babi dan tikus itu,” kata Bung Kus kepada Tempo, Kamis.
Sebelum berunjuk rasa, Aliansi Jogja Memanggil yang beranggotakan mahasiswa dan aktivis menggelar konsolidasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Senin, 24 Maret lalu. Konsolidasi itu mematangkan sejumlah tuntutan dan persiapan teknis lapangan.
Pada unjuk rasa sebelumnya pada 20 Maret, mereka berkemah di halaman Gedung DPRD hingga DPR membatalkan pengesahan UU TNI. Konsep berkemah itu muncul secara spontan dalam gerakan organik yang terhubung dengan mahasiswa dari berbagai kota, termasuk Jakarta. Unjuk rasa yang itu berlangsung hingga Jumat dini hari dan berujung bentrok. Polisi mendesak keluar demonstran dari Gedung DPRD ke pinggir Jalan Malioboro dan membatasi demonstran hingga pukul 12 malam.
Pilihan Editor: Alasan TNI Merekrut Ratusan Sarjana Pertanian Jadi Prajurit Karier
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini