Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Di mijen tidak ada apa-apa kok

Camat mijen kotamadya semarang melaporkan adanya kasus kelaparan di wilayahnya, tapi wali kota semarang membantah. namun demikian wali kota telah mendrop bantuan. (ds)

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA mulanya hujan yang sering turun. Walikota Semarang Hadiyanto menginstruksikan segenap bawahannya mencek keadaan. "Siapa tahu ada yang tergenang banjir," begitu katanya sebagaimana diungkapkannya kepada Putu Setia dari TEMPO pekan lalu Mijen, satu di antara beberapa kecamatan di Kotamadya Semarang termasuk daerah subur. Penduduknya sebagian besar petani. Daerah yang sebelum pemekaran Kota Semarang pertengahan 1976 diresmikan Menteri Dalam Negeri ini memang daerah pertanian. Sebelumnya bagian dari Kabupaten Kendal. Danang, Lurah Desa Tambangan di kecamatan itu cukup cepat bergerak. Desanya memang tidak banjir. Tapi akibat udara lembab gara-gara musim hujan berkepanjangan, sawah-sawah tak luput dari serangan wereng. Lantas buah-buahan seperti durian, rambutan, duku dan bermacam-macam lagi pada busuk. Lebih jauh, 16 penduduk dalam keadaan "gawat", 286 kurang makan dan 129 tergolong kemungkinan kurang makan. Itu semua dilaporkannya kepada Camat Mijen, Sumanto. Ditambah dengan laporan dari desa lain di kecamatan yang sama, tersiar berita: Kecamatan Mijen yang sudah menjadi bagian Kotamadya Semarang ini kelaparan. Dengan sendirinya persoalan pun timbul. Pendek kata Walikota Hadiyanto membantah kebenaran erita iru. 'Yah, bantuan saya kirim juga untuk berjaga-jaga, tapi soal kurang makan atau apalagi ada pra HO nanti dulu," kata walikota. Alasannya untuk menggolongkan kurang makan atau pra HO harus ada penelitian. Sudah Selesai Kok Tentu saja. Tapi menarik adalah cerita Lurah Danang sendiri kepada TEMPO. Menurut dia baru tahun ini Kecamatan Mijen diserang wereng. "Saya jujur saja, orang yang biasa makan 3-4 kali sehari lalu hanya 2 kali saja, menurut saya ya kurang makan," Danang menjelaskan. Danang, tak kecuali Camat Mijen Sumanto, sempat dipanggil Walikota. Menurut Hadiyanto lurah-lurah di Kecamatan Mijen grogi dengan adanya wereng. Lalu cepat membuat laporan. "Sayang tidak tahu istilah," katanya. Maksudnya "Lha mosok tidak makan sehari saja sudah dibilang pra HO? Karena laporan yang salah istilah itu penduduk Mijen mendapat bantuan beras dari pemerintah kotamadya 3 ton, Departemen Sosial 1,5 ton dan dari kalangan pengusaha swasta 3 ton. Bantuan dihentikan dua pekan lalu. "Masalahnya sudah selesai, tidak ada apa-apa kok." Hadiyanto menjelaskan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus