Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman membantah kabar adanya perseteruan antara dirinya dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Ia mengklaim hubungannya dengan Andika yang akan pensiun Desember nanti dalam keadaan baik-baik saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menilai kadang-kadang orang suka membesar-besarnya kabar tersebut, padahal tak ada masalah apapun. "Saya katakan enggak jelas itu informasinya itu, saya biasa-biasa saja, ya kalau ada perbedaan pendapat ya biasa lah," kata Dudung saat ditemui usai mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Majalah Tempo edisi pekan ini mencatat memanasnya hubungan Andika Perkasa dan Dudung mulai tersiar awal Agustus lalu. Saat itu, Putra Dudung, Mohammad Akbar Abdurachman, disebut-sebut masuk daftar 71 calon taruna Akademi Militer yang dicoret.
"Dari 71 calon taruna Akmil terdapat anak kandung AD-1," tertulis dalam informasi yang beredar di berbagai grup WhatsApp TNI yang salinannya didapatkan Tempo. AD-1 merujuk pada jabatan yang dipegang Dudung.
Informasi itu menyebutkan putra Dudung dicoret karena usianya kurang 2 bulan dari syarat minimal 17 tahun 9 bulan. Seorang perwira tinggi TNI dan orang dekat Dudung membenarkan beredarnya kabar tersebut. "Saya juga mendapat informasi itu," kata analis pertahanan dari Universitas Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie.
Hingga pada Senin, 5 September 2022, anggota Komisi Pertahanan DPR Effendi Simbolon menggaungkan kabar pencoretan anak Dudung. Dalam rapat kerja dengan TNI, politikus PDI Perjuangan itu mempertanyakan keretakan hubungan Andika dengan Dudung-tak hadir di ruang Komisi Pertahanan.
"Sampai ke urusan anak Jenderal Dudung yang katanya tidak lulus karena umur dan tinggi badan," ujar Effendi. Andika menyatakan hubungannya dengan Dudung tidak ada masalah. Seusai rapat dengan Komisi Pertahanan, ia menyebutkan Akbar Abdurrachman sudah diterima di Akademi Militer. "Menjadi bagian dari yang diterima," ucap Andika.
Kepala Staf Presiden Moeldoko juga ikut merespons kabar ini. Ia menyebut perdebatan di lingkungan perwira TNI itu hal yang biasa. "Karena setiap kami sekolah di ruangan sekolah itu berdebat, betul-betul berdebat, kalau perlu meja digebrak-gebrak biasa itu. Cuma kan enggak keliahatan (publik)," kata Panglima TNI 2013-2015 ini di kantornya, 29 September lalu.
Sehingga, Moeldoko meminta agar isu seperti keretakan hubungan Andika dan Dudung Abdurachman disudahi. "Itu biasa dalam sebuah lingkungan kami di TNI. Jadi tolong jangan itu jadi diskursus yang tak pernah berhenti, biasa sajalah," ujarnya.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.