Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Dulu Sikka, Kini Larantuka

Gubernur NTT Ben Mboi melaporkan kepada presiden mengenai bencana alam di daerahnya. Usaha pertolongan terhambat. Ada usaha transmigrasi, karena tanah di Flores tandus. (dh)

17 Maret 1979 | 00.00 WIB

Dulu Sikka, Kini Larantuka
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
BANJIR batu dan pasir di Larantuka Flores Timur 27 Pebruari dilaporkan Gubernur NTT dr Aloysius Benedictus Mboi kepada Presiden Soeharto di Bina Graha Kamis pekan lalu. Kepada gubernur itu Presiden Soeharto memperingatkan agar lebih "memperhatikan keselamatan dan masa depan rakyat yang jadi korban. " Selain menghadap Presiden, Gubernur NTT juga menemui Menko Kesra, Menteri PU, Menteri Sosial dan Menteri Hankam. Sibuk memang. Apa boleh buat, malapetaka yang menimpa 20 ribu penduduknya bulan lalu itu cukup hebat. Sampai pekan lalu jumlah korban bencana itu 97 orang meninggal, 47 hilang dan 350 orang lainnya luka-luka berat dan ringan. Ribuan penduduk mengungsi ke berbagai tempat baik di Pulau Flores dan pulau-pulau lain sekitarnya. Jumlah bangunan baik rumah maupun misalnya sekolah yang rusak dengan sendirinya juga tidak sedikit. Namun masalah penting yang harus segera ditanggulangi menurut gubernur adalah rehabilitasi jembatan dan jalan di samping penyediaan air minum. Apa yang dikemukakan Gubernur itu memang memadai. Sebab usaha pertolongan terhadap para korban dan keluarganya hari-hari pertama sesudah bencana terjadi justru terhambat oleh soal perhubungan jalan dan jembatan banyak yang rusak. Sementara itu hujan yang terus lebat di hari-hari sampai awal pekan lalu membuat sebagian penduduk yang selamat termasuk sejumlah tenaga pelayan kesehatan, menjadi panik. Karenanya pertolongan kesehatan terhadap para korban tidak sepenuhnya lancar. Dan penyakit muntah berak pun dikabarkan mulai menjalar. Bantuan yang sudah sampai di NTT sampai awal pekan lalu sebagaimana dikatakan Gubernur Mboi cukup untuk 3 bulan. Gubernur menjamin semua bantuan itu akan sampai kepada alamat yang tepat. Sebab ia katanya sudah menata kembali organisasi badan-badan penyalur tingkat propinsi. Aksi Larantuka Bantuan tidak hanya datang dari pemerintah tetapi juga dari kalangan swasta. Antaranya dari panitia Aksi Larantuka yang digerakkan anggota DPA drs Frans Seda yang juga aktif menggerakkan aksi serupa menolong korban kelaparan di Kabupaten Sikka di pulau yang sama awal tahun lalu. Kemalangan yang menimpa penduduk pulau itu memang beruntun. Selain kekurangan pangan tahun lalu dan banjir batu serta pasir awal tahun ini juga ada gangguan wereng pada sejumlah sawah. Ini juga dilaporkan Gubernur Mboi kepada Presiden Soeharto. Maka satu tim pengesnbangan wilayah dari Departemen PU dan Departemen Dalam Negeri diperintahkan Presiden segera menuju Larantuka untuk menyiapkan rencana penanggulangan selanjutnya. Apa kira-kira rencana penanggulangan selanjutnya itu? Transmigrasi disebut-sebut sebagaimana salah satu kemungkinannya. Sebab selain tanah di Flores sesudah bencana banjir itu tak segera dapat dimanfaatkan kembali misalnya untuk pertanian, pulau itu sendiri sebaaimana pernah dikatakan (.ubernur Mboi memang tandus. Kapan transmigrasi itu dimulai tentu saja menunggu selesainya rencana dari tim Departemen PU dan Dalam Negeri. Sekalipun pelaksanaannya mungkin berat. Buktinya dari target 34 ribu KK korban bencana alam selama Pelita 11 yang akan diperbaiki kembali kehidupannya, yang terlaksana cuma 12 ribu alias sepertiganya saja. Alasannya kembali lagi: biaya. Biaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus