Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Eks Komandan Satgas Intel Kopassus di Balibo Gatot Purwanto Wafat

Gara-gara insiden Santa Cruz pada 1991, Gatot diberhentikan dari dinas militer, yakni Kesatuan Kopassus TNI AD..

13 Agustus 2019 | 13.02 WIB

Jenazah mantan perwira Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang mengikuti peristiwa Balibo, Kolonel (Purn) Stefanus Gatot Purwanto ,disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Agustus 2019. M Rosseno Aji/TEMPO
Perbesar
Jenazah mantan perwira Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang mengikuti peristiwa Balibo, Kolonel (Purn) Stefanus Gatot Purwanto ,disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa, 13 Agustus 2019. M Rosseno Aji/TEMPO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kolonel (Purn) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Stefanus Gatot Purwanto tutup usia pada umur 72 tahun kemarin, Senin, 12 Agustus 2019. Dia menjabat Komandan Satuan Tugas Intelijen ketika terjadi peristiwa Balibo di Timor-Timur pada 1975.

Gatot Purwanto meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, setelah dua tahun melawan tumor otak.  "Beberapa hari kemarin sudah tidak sadarkan diri, hingga nafas terakhir tadi malam," kata putra almarhum, Nicolo Danar, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, hari ini, Selasa, 13 Agustus 2019.

Nicolo Danar menuturkan tumor otak itu menyebabkan daya tahan tubuh mantan prajurit Kopassus itu menurun sejak dua tahun terakhir. Gatot lalu mengalami komplikasi penyakit gula, infeksi kandung kemih, dan paru-paru.

Karir militer Gatot dimulai dan berakhir di Timor Leste. Dia adalah berada dalam operasi militer di Timor-Timur hingga menjadi Provinsi Indonesia ke-27 kala itu. Operasi Indonesia ke Timor Timur, kini negara berdaulat Timor Leste, dilaksanakan pada 1974-1975.

Gatot yang menjabat Komandan Satgas Intel Kopassus bolak-balik masuk Timor Portugis dengan menyamar sebagai penjual makanan. Perawakannya ramping dan mirip peranakan Cina serta mudah bergaul sehingga bisa masuk ke wilayah konflik.

"Saya dipanggil Aseng di sana," kata Gatot dalam wawancara dengan Majalah Tempo pada 2009.

Di wilayah Bumi Loro Sae tersebut Gatot menjalin komunikasi dengan kekuatan politik lokal yang pro Indonesia, yakni Partai Uni Demokrasi Timor (UDT) dan  Associacao Popular Democratica de Timor Pro Referendo (Apodeti). Dia satu-satunya perwira yang berhasil masuk ke sarang Partai Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (Fretilin)dan berbicara langsung dengan petinggi gerilyawan Xanana Gusmao.

UDT dan Apodeti pro Indonesia. Sedangkan Fretilin memilih merdeka dari Portugis. 

Dalam peristiwa Balibo pada Oktober 1975, Gatot menyaksikan bagaimana lima jurnalis Australia tewas ditembak dalam serangan UDT-Apodeti bersama TNI terhadap Markas Fretilin.

Peristiwa Santa Cruz pada 12 November 1991 mengakhiri karir militer Gatot yang terbilang cemerlang. Sebagai Asisten Intelijen Komando Pelaksana Operasi Timor Timur, ia dinilai turut bertanggungjawab atas kegagalan militer dalam mengantisipasi demonstrasi yang berubah rusuh itu.

TNI pun dituduh menembak secara membabibuta para demonstran sehingga menewaskan ratusan orang. Gara-gara insiden tersebut Gatot diberhentikan dari dinas militer, yakni Kesatuan Kopassus TNI AD.

Rosseno Aji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus