Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia sudah memiliki induk organisasi sepak bola bagi penyandang disabilitas fisik. Organisasi bernama Indonesia Amputee Football atau Garuda INAF, ini terbentuk pada Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Garuda INAF beranggotakan 20 orang pesepakbola difabel dari seluruh Indonesia. Kebanyakan dari mereka adalah penyandang disabilitas paraplegi satu kaki. Tahun depan, Garuda INAF akan bertanding ke luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sudah menjadi bagian dari World Amputee Football Organization atau WAFO, yang berarti kami sudah dapat mengikuti ajang olahraga khusus ini di luar negeri," ujar Ketua Umum INAF, Yudi Yahya kepada Tempo di lapangan RS Suyoto, Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan, Jakarta, Sabtu 3 Agustus 2019.
Para pesepakbola satu kaki ini bermain bola dengan menggunakan tongkat dan menjalani latihan layaknya atlet dari kelompok non-disabilitas. Latihan ini guna uji tanding menghadapi tim sepak bola Inggris serta Jepang pada 2020. "Mereka untuk sementara dilatih oleh dua orang pelatih, pertama dari kalangan non-disabilitas dan satu pelatih dengan disabilitas," ujar Yudi.
Tim sepak bola Garuda INAF yang beranggotakan penyandang disabilitas sedang berlatih di lapangan RS Suyoto, Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan, Jakarta, Sabtu 3 Agustus 2019. TEMPO | Cheta Nilawaty
Pelatihan Garuda INAF masih menggunakan dana swadaya dari kocek masing-masing anggotanya. Padahal, ada pemain sepakbola yang berasal dari luar Jakarta dan memerlukan biaya transportasi dan tempat untuk menginap.
"Kami selalu menyampaikan kepada para atlet bahwa kita memulai dari nol. Meski begitu, mereka tetap ingin bergabung dan bersemangat latihan," kata seorang pelatih, Tomo. "Bahkan kemungkinan bulan depan kami akan kedatangan mantan pemain Persib yang mengalami kondisi disabilitas."
Tim sepak bola Garuda INAF yang beranggotakan penyandang disabilitas sedang berlatih di lapangan RS Suyoto, Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan, Jakarta, Sabtu 3 Agustus 2019. TEMPO | Cheta Nilawaty
Sepak bola untuk pemain disabilitas fisik memiliki ukuran lapangan yang berbeda dengan sepak bola pada umumnya. Pada olahraga ini, ukuran lapangan sebesar 75 x 55 meter. Begitu juga dengan ukuran gawang, setinggi 1,22 meter dengan lebar 5 meter. Adapun sepak bola non-disabilitas memiliki lebar gawang 7 meter.
Jumlah pemain sepakbola juga berbeda. Satu tim sepak bola disabilitas terdiri dari tujuh orang, sedangkan sepak bola non-disabilitas sebelas orang.