Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Gelar Doktor Sekjen PDIP dan Asa Megawati soal Sejarah Soekarno

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa disertasinya ditujukan agar impian Megawati Soekarnoputri terwujud.

7 Juni 2022 | 07.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bogor - Sembari terisak, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengenang perbincangannya dengan Megawati Soekarnoputri di pinggir pantai di Buleleng, Bali, pada 2008 silam. Hasto bercerita, tatkala itu ia menanyakan apa yang menjadi mimpi Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bu Mega diam sejenak lalu mengatakan kepada saya, "Mimpi saya adalah agar Bung Karno diterima sewajarnya di republik ini"," kata Hasto usai dinyatakan lulus sidang promosi doktor di Universitas Pertahanan, Sentul, Jawa Barat pada Senin, 6 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasto menulis disertasi berjudul "Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara". Dalam penelitian ini, politikus partai banteng tersebut menelusuri, di antaranya, pemikiran geopolitik Soekarno dan relevansinya terhadap kebijakan pertahanan negara pasca-Soekarno.

Saat sidang terbuka, ia membeberkan politik pertahanan Soekarno yang bersifat defensif, aktif, dan tidak agresif dalam kerangka prinsip politik luar negeri bebas aktif. Misalnya, Soekarno menjadikan Kalimantan sebagai koridor kekuatan angkatan udara, Indonesia Timur untuk angkatan laut, dan Jawa sebagai pusat kekuatan angkatan darat.

Jika sewaktu-waktu ada negara yang menyerang Indonesia, kekuatan angkatan laut dan udara harus mampu menghancurkan musuh sebelum masuk ke wilayah kedaulatan negara. Adapun pertahanan rakyat semesta dan kekuatan angkatan darat menjadi benteng pertahanan terakhir.

Hasto juga menyinggung proyek strategis industri pertahanan di era Soekarno, salah satunya pembuatan bom atom. Menurut dia, Soekarno sedianya menggelar uji coba bom atom sebagai hadiah untuk Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 5 Oktober 1965, tak lama sebelum presiden pertama itu digulingkan.

Hasto Kristiyanto mengatakan imajinasi geopolitik sang proklamator ini masih relevan hingga sekarang. Hal tersebut, kata dia, penting bagi pelaksanaan kepentingan nasional sebagai respons dinamika dan ancaman nasional, regional, dan global.

Sebagai rekomendasi, ia mengusulkan Kementerian Pertahanan membangun kekuatan pertahanan negara dengan cara pandang geopolitik Soekarno. Hasto juga menyarankan adanya kajian ihwal Rancangan Undang-Undang Tata Ruang Geopolitik Nusantara, yang memuat koridor strategis pertahanan dan ketahanan nasional oleh Kementerian Pertahanan.

"Penting memasukkan pemikiran geopolitik Sukarno dalam kurikulum ilmu pertahanan, hubungan internasional, dan geopolitik," ujar dia.

Dalam sidang terbuka promosi doktor tersebut, Hasto dites oleh sejumlah penguji eksternal, di antaranya Megawati Soekarnoputri, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia Evi Fitriani, dan lainnya.

Sebelum mengajukan pertanyaan untuk Hasto, Megawati sempat menyinggung keengganan sebagian orang untuk memberikan respons wajar jika menyangkut Soekarno. "Menurut saya itu aneh," kata Presiden kelima ini.

Megawati mengatakan teori geopolitik Soekarno hanya implementasi dari Pancasila. Ia menyinggung pidato Soekarno "To Build the World a New" di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1960. Pidato itu menggugat kolonialisme serta mengkritik PBB yang dinilai belum mewakili negara-negara secara global.

"Sejak dipidatokan beliau sampai sekarang, menurut saya masih sangat relevan dalam situasi dunia yang terus berganti," ujar Megawati.

Sejumlah pejabat menghadiri sidang terbuka promosi doktor ini. Di antaranya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto; Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim; Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan para menteri dari PDI Perjuangan.

Presiden Joko Widodo, yang absen tetapi mengirimkan ucapan lewat video, menyampaikan ucapan selamat kepada politikus asal Yogyakarta ini. Jokowi meyakini studi tersebut dapat menjadi pijakan para pihak, terutama para pemimpin bangsa dan pembuat kebijakan untuk memahami situasi geopolitik global secara jernih.

Hasto dinyatakan lulus S3 dengan predikat summa cum laude. Menurut Hasto, disertasi hasil penelitiannya dipersembahkan untuk Megawati Soekarnoputri.

"Sehingga mimpi Ibu, Bung Karno tidak hanya diterima apa adanya tetapi pemikirannya akan selalu hidup dan menggerakkan Indonesia menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa di dunia," ujarnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus