Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Joget Gemoy Prabowo demi Pemilih Muda

Joget gemoy populer di kalangan anak muda. Tim Prabowo-Gibran menghimpun banyak influencer untuk menggalang dukungan.

 

7 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JARGON gemoy kini tak sekadar berarti joget bagi calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto dan para pendukungnya. Tim sukses Prabowo-Gibran Rakabuming Raka belakangan mengaitkan slogan itu dengan keberpihakan mereka terhadap nasib anak muda. Mereka sampai menyusun buku berjudul Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda pada Prabowo-Gibran.

Buku setebal 149 halaman itu diluncurkan di Menteng, Jakarta Pusat, pada 4 Januari 2024. Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pemilih Muda Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi, menyebutkan istilah gemoy dipakai untuk menarik simpati dan partisipasi anak muda. “Ajakan berpolitik dengan riang gembira,” kata politikus Partai Solidaritas Indonesia itu pada saat acara bedah buku.

Menurut Dedek, Prabowo awalnya tak mengetahui arti gemoy. Istilah itu muncul dari warganet dan sering ditempelkan pada video-video Prabowo yang diunggah ke media sosial. “Istilah gemoy bukan lahir dari tim kampanye,” ujarnya.

Seorang pejabat di tim kampanye Prabowo bercerita, Prabowo mendengar istilah gemoy pertama kali saat deklarasi dukungan PSI di Djakarta Theater, 24 Oktober 2023. Hadirin meneriakkan “Prabowo gemoy” berkali-kali, membuat Menteri Pertahanan itu penasaran dan menanyakan maknanya. Orang dekat Prabowo lalu menjelaskan bahwa arti gemoy adalah menggemaskan.

Narasumber yang sama menyebutkan bahwa Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Perkasa Roeslani, mendapat masukan untuk menggunakan jargon gemoy sebagai materi kampanye. Apalagi julukan “gemoy” untuk Prabowo lebih dulu viral di media sosial.

Dalam keterangannya pada 4 Januari 2024, Rosan mengatakan awal mula Prabowo-Gibran memakai slogan itu adalah ketika mereka sering dihina dalam menghadapi Pemilihan Umum 2024. Kepada lingkaran intinya, Prabowo meminta tak membalas dengan ejekan dan lebih baik menari saja. “Frasa itu menjadi viral,” tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tersebut.

Anggota Tim Pakar di TKN Prabowo-Gibran menyebutkan timnya mengkaji penggunaan istilah gemoy sebelum dipakai sebagai gimik kampanye. Tempo membaca hasil survei online yang digelar sebelum pengundian nomor urut calon presiden dan wakil presiden di gedung Komisi Pemilihan Umum pada 14 November 2023.

Dalam sigi itu, sebanyak 55 persen responden menyatakan istilah gemoy memiliki sentimen positif. Survei yang sama mencatat lebih dari 80 persen pemilih Prabowo-Gibran menganggap jargon gemoy menimbulkan sentimen positif. Sentimen yang sama pun dirasakan oleh lebih dari 20 persen di masing-masing kubu pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Hasil pol itu mendorong tim Prabowo menyiapkan atribut dan gimik gemoy bagi Prabowo-Gibran saat menghadiri pengundian nomor urut. Gibran mengangkat dan memamerkan poster gemoy seraya mengacungkan telunjuk yang menyilang dengan ibu jari sebagai simbol finger heart yang beken di kalangan penggemar Korean pop atau K-pop.

Pada saat yang sama, Prabowo memperagakan joget ketika kembali dari panggung menuju kursi kandidat. Petinggi di TKN Prabowo-Gibran mengatakan gerakan itu koreografi orisinal dari purnawirawan letnan jenderal tersebut. Narasumber ini mendapat cerita langsung dari Prabowo bahwa joget gemoy dengan tangan menengadah seperti gerak silat itu merupakan tarian masa kecilnya.

Petinggi TKN itu mengatakan Prabowo sering diminta menari oleh kakeknya, Margono Djojohadikusumo, agar mendapat hadiah. Ajojing yang dipertontonkan di hadapan Margono, pendiri Bank Negara Indonesia, itu kini menjadi joget gemoy. Tim pernah menyarankan dan memberi beberapa pilihan tarian, tapi Prabowo dinilai paling luwes saat menarikan joget gemoy.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peluncuran dan bedah buku Politik Gemoy di Jakarta, 4 Januari 2024. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prabowo menceritakan asal-usul joget gemoy saat menjadi pembicara di Universitas Muhammadiyah Surabaya pada 24 November 2023. Dia mengatakan gerakan itu berasal dari tradisi di keluarga kakeknya. “Di bawah sadar saya, saya melakukan seperti itu ketika mendengar berita gembira,” tutur bekas menantu presiden Soeharto tersebut.

Survei internal soal jargon gemoy mempengaruhi konten di alat peraga kampanye. Anggota TKN Prabowo-Gibran menunjukkan dua kali perubahan gambar alat peraga kampanye kepada Tempo. Sebelumnya, tim kampanye merancang desain baliho dengan foto Prabowo-Gibran berjas hitam dan berdasi merah, seperti potret Prabowo-Sandiaga Uno pada pemilihan presiden 2019.

Gambar baliho itu sempat dipasang di beberapa titik di Padang, Sumatera Barat, bersanding dengan foto anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Andre Rosiade. Desain itu lalu diubah dengan foto Prabowo-Gibran berkemeja biru telur asin. Setelah sigi soal gemoy diperoleh, tim kampanye menggantinya dengan visual kartun Prabowo-Gibran hasil kerja mesin kecerdasan buatan (AI).

Model kampanye Prabowo-Gibran itu menarik perhatian warganet. Survei Polling Institute menunjukkan pasangan yang didukung sembilan partai politik itu mendominasi berbagai media sosial. Di antaranya TikTok (50,6 persen), Facebook (37,7 persen), dan X—dulu bernama Twitter—(53,6 persen).

Tak hanya menampilkan gimik, Prabowo juga kerap mengundang pemengaruh (influencer) atau key opinion leader untuk berdialog. Akhir November 2023, ia menjamu sejumlah pemengaruh di kantor Kementerian Pertahanan. Yang hadir antara lain Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Muhammad Miftahul Huda alias Keanu, dan pembalap Akbar Rais.

Dalam potongan video yang beredar, Akbar mengaku terinspirasi kiprah Prabowo yang disebut punya mental juara meski kalah dalam dua kali pemilihan presiden. Akbar yang punya lebih dari 250 ribu pengikut di Instagram itu menyebutkan siap mendukung di barisan paling depan karena Pemilu 2024 menjadi momentum Prabowo.

Dihubungi pada 5 Januari 2024, Akbar membenarkan bila disebut menjadi salah satu tamu dalam jamuan makan di kantor Kementerian Pertahanan. Menurut dia, undangan acara itu diterima sekitar empat hari sebelum acara dari koleganya yang juga menjadi pemengaruh. “Saya penasaran karena belum pernah berjumpa dengan Pak Prabowo,” kata Akbar.

Akbar membantah jika acara itu disebut bertujuan menggaet dukungan para pembuat konten di media sosial. Dia mengklaim tak ada pembicaraan politik dan para influencer tak wajib membuat serta merilis konten dengan Prabowo. Seusai acara yang berlangsung sekitar dua jam itu, Akbar dan kreator konten mendapat buku Prabowo berjudul Kepemimpinan Militer.

Seorang narasumber di TKN Prabowo-Gibran menyebutkan timnya bekerja sama dengan sejumlah pemengaruh. Petinggi tim kampanye ini mengakui jumlahnya cukup masif di tingkat pusat sampai daerah. Tim Prabowo memetakan dan menyeleksi influencer di level daerah dengan melihat jumlah pengikut dan interaksinya dengan pengguna media sosial.

Tim Prabowo-Gibran rata-rata berkolaborasi dengan empat-lima pemengaruh di daerah. Jumlah influencer yang digaet bisa mencapai puluhan bahkan seratusan orang jika wilayahnya termasuk daerah metropolitan, seperti Jakarta dan Surabaya. Tugas mereka menyebarkan konten sebelum materi serupa diunggah di akun media sosial resmi tim kampanye.

Seorang anggota tim kampanye Prabowo bercerita, strategi penyebaran konten lewat influencer cukup sukses. Dia mencontohkan materi Prabowo berjoget dengan latar belakang musik “DJ Oke Gas”. Di salah satu akun TikTok “kblos”, video itu diputar 11 juta kali dan disukai lebih dari 600 ribu pengguna.

Komandan Pemilih Muda TKN Prabowo-Gibran, Arief Rosyid, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan para key opinion leader dan influencer untuk menggaet pemilih muda pada Pemilu 2024. Dia menyebutkan mereka bergabung secara sukarela setelah melihat berbagai aktivitas tim Prabowo dalam mendekati anak muda.

Menurut Arief, pemengaruh itu datang dari berbagai komunitas. Di antaranya pencinta lingkungan, pekerja kesehatan, pekerja kreatif, dan artis dangdut. “Ada trust dari mereka kepada tim ini,” ucap bekas Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia itu.

Tak hanya bertarung di udara lewat pemengaruh, tim pemilih muda juga mengadakan berbagai temu komunitas di daerah. Arief bercerita, dia dan koleganya aktif mendekati sejumlah kelompok relawan dan jaringan aktivis mahasiswa serta pelajar di daerah. Simpul jaringan di daerah ini yang menyebarkan program Prabowo-Gibran kepada kelompok lain di daerah.

Sementara itu, Gibran Rakabuming Raka menggarap pemilih muda dengan tawaran program yang menyasar mereka. Wakil Komandan Tim Pemilih Muda TKN Prabowo-Gibran, Anggawira, mengatakan Gibran meminta tim kampanye membuat kegiatan dan menawarkan program sesuai dengan kebutuhan generasi milenial, di antaranya lapangan kerja dan pendampingan bisnis.

Pesan itu disampaikan Gibran saat dia berkunjung ke markas Tim Pemilih Muda di Menteng, Jakarta Pusat. “Kami akhirnya membuat program bursa kerja dan mentor dari pengusaha muda,” kata Anggawira.

Menggaet generasi milenial, anak sulung Presiden Joko Widodo itu beberapa kali melontarkan program untuk anak muda. Misalnya menjanjikan kredit startup saat berorasi di hadapan para ketua umum Koalisi Indonesia Maju pada akhir Oktober 2023. Saat debat calon wakil presiden, Gibran mengumbar janji akan menyiapkan anak muda menjadi pakar kripto dan kecerdasan buatan.

Anggota Tim Pakar TKN Prabowo, Mulya Amri, mengklaim tawaran Gibran saat debat mendapat respons positif dari penonton. Mulya, yang juga pengurus Golkar Institute, menyebutkan institusinya mengukur respons publik dengan aplikasi khusus sepanjang debat. Janji Gibran membantu anak muda menjadi pakar digital mendapatkan skor tertinggi dari responden.

Mulya menyebutkan Gibran menyusun sendiri program khusus anak muda yang ditawarkan dalam acara kampanye Prabowo-Gibran. “Program itu mendapat sambutan karena Mas Gibran memahami kebutuhan riil dan tren anak muda saat ini,” ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Ajojing Warisan Si Mbah"

Raymundus Rikang

Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai redaktur di Desk Nasional majalah Tempo. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus