Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JARGON gemoy kini tak sekadar berarti joget bagi calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto dan para pendukungnya. Tim sukses Prabowo-Gibran Rakabuming Raka belakangan mengaitkan slogan itu dengan keberpihakan mereka terhadap nasib anak muda. Mereka sampai menyusun buku berjudul Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda pada Prabowo-Gibran.
Buku setebal 149 halaman itu diluncurkan di Menteng, Jakarta Pusat, pada 4 Januari 2024. Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Pemilih Muda Prabowo-Gibran, Dedek Prayudi, menyebutkan istilah gemoy dipakai untuk menarik simpati dan partisipasi anak muda. “Ajakan berpolitik dengan riang gembira,” kata politikus Partai Solidaritas Indonesia itu pada saat acara bedah buku.
Menurut Dedek, Prabowo awalnya tak mengetahui arti gemoy. Istilah itu muncul dari warganet dan sering ditempelkan pada video-video Prabowo yang diunggah ke media sosial. “Istilah gemoy bukan lahir dari tim kampanye,” ujarnya.
Seorang pejabat di tim kampanye Prabowo bercerita, Prabowo mendengar istilah gemoy pertama kali saat deklarasi dukungan PSI di Djakarta Theater, 24 Oktober 2023. Hadirin meneriakkan “Prabowo gemoy” berkali-kali, membuat Menteri Pertahanan itu penasaran dan menanyakan maknanya. Orang dekat Prabowo lalu menjelaskan bahwa arti gemoy adalah menggemaskan.
Narasumber yang sama menyebutkan bahwa Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Perkasa Roeslani, mendapat masukan untuk menggunakan jargon gemoy sebagai materi kampanye. Apalagi julukan “gemoy” untuk Prabowo lebih dulu viral di media sosial.
Dalam keterangannya pada 4 Januari 2024, Rosan mengatakan awal mula Prabowo-Gibran memakai slogan itu adalah ketika mereka sering dihina dalam menghadapi Pemilihan Umum 2024. Kepada lingkaran intinya, Prabowo meminta tak membalas dengan ejekan dan lebih baik menari saja. “Frasa itu menjadi viral,” tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat tersebut.
Anggota Tim Pakar di TKN Prabowo-Gibran menyebutkan timnya mengkaji penggunaan istilah gemoy sebelum dipakai sebagai gimik kampanye. Tempo membaca hasil survei online yang digelar sebelum pengundian nomor urut calon presiden dan wakil presiden di gedung Komisi Pemilihan Umum pada 14 November 2023.
Dalam sigi itu, sebanyak 55 persen responden menyatakan istilah gemoy memiliki sentimen positif. Survei yang sama mencatat lebih dari 80 persen pemilih Prabowo-Gibran menganggap jargon gemoy menimbulkan sentimen positif. Sentimen yang sama pun dirasakan oleh lebih dari 20 persen di masing-masing kubu pendukung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Ajojing Warisan Si Mbah"