Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menuturkan bahwa wacana presidential club atau klub kepresidenan yang diusulkan Presiden terpilih Prabowo Subianto akan dibahas dalam waktu dekat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya belum tau bagaimana bentuknya, itu kan ide baru dilontarkan. Nanti saya akan tanya karena hal-hal itu mungkin akan dibicarakan dalam waktu dekat,” kata Dasco, saat ditemui usai menghadiri acara Silaturahmi dan Tasyakuran DPD Gerindra DKI Jakarta di Tavia Heritage Hotel, Jakarta Pusat pada Kamis, 9 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dasco menilai, lahirnya usul presidential club sebagai bentuk penghargaan kepada pimpinan-pimpinan terdahulu. “Itu kan awalnya usulan yang kemudian diakomodir oleh pak Prabowo yang kemudian dilemparkan sebagai satu bentuk menghargai pimpinan-pimpinan terdahulu," kata dia.
Menurut Dasco, presidential club nantinya diharapkan akan menjadi wadah untuk membahas langkah-langkah strategis yang akan diambil Indonesia ke depannya. Meskipun demikian, politikus partai Gerindra itu menekankan bahwa wacana ini masih dalam tahap awal dan perlu pembahasan lebih lanjut.
Juru Bicara Prabowo Subianto Dahnil Anzar Simanjuntak sebelumnya menjelaskan esensi dari keinginan Prabowo membentuk presidential club adalah untuk memfasilitasi pertemuan rutin antara mantan presiden guna membahas masalah-masalah strategis kebangsaan. “Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan,” ujar Dahnil pada Jumat, 3 Mei 2024.
Menurut Dahnil, ini merupakan upaya Prabowo untuk menjaga silaturahmi kebangsaan dan memberikan contoh bagi pemimpin bangsa. Dahnil menegaskan bahwa Presiden dan mantan Presiden yang masih hidup diundang untuk bergabung dalam klub tersebut, yang saat ini sudah diisi oleh Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, serta Joko Widodo yang segera digantikan oleh Prabowo pada Oktober 2024.
Dia juga menekankan bahwa Presidential Club bukanlah institusi resmi, melainkan hanya istilah yang digunakan untuk menyebut pertemuan tersebut. “Guyub memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat banyak, terlepas dari perbedaan pandangan politik dan sikap politik,” kata Dahnil.
SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Demokrat Klaim Ide Presidential Club Sudah Ada Sejak era SBY