Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Letnan Jenderal (Purnawirawan) Agus Widjojo menilai isu bahaya komunisme yang muncul setiap menjelang 30 September sengaja diembuskan untuk kepentingan politik.
Menurut Agus Widjojo berbagai berita yang cenderung lepas kendali melalui media sosial justru menguras waktu, tenaga, dan pikiran yang seharusnya digunakan untuk meningkatkan efektivitas usaha pembangunan nasional.
“Terasa sekali bahwa apabila suatu postingan dalam media sosial yang bernada provokatif, direspons secara defensif oleh pihak yang berlawanan, maka proses balas membalas ini tidak akan ada habisnya berujung,” kata Agus dalam webinar, Selasa, 29 September 2020.
Menurut Agus diperlukan pendekatan untuk mengakhiri polemik terkait persoalan isu tersebut. Jika tidak, kata dia, dapat menyebabkan generasi penerus tidak mampu memberikan sumbangan terbaik untuk menghadapi tantangan masa depan.
Dia berpendapat bahwa generasi penerus perlu mencari gagasan yang memberikan solusi untuk menyongsong masa depan bangsa. Yakni mampu berdamai dengan masa lalu serta membangun keadaban baru dengan mengambil pelajaran dari apa yang telah terjadi.
“Yang terpenting adalah bagaimana kita dapat memelihara dan menjaga politik pada ruang dan salurannya, karena apabila keluar dari ruang dan saluran maka akan terjadi proses politisasi,” tutur Agus.
Baginya, politisasi akan menyebabkan kontaminasi pada suatu bidang seperti sejarah atau profesionalitas suatu lembaga. “Kiranya arah baru yang konstruktif dan futuristik seperti inilah yang diperlukan sebagai perspektif bahwa dengan meninggalkan keterikatan kita dengan trauma masa lalu bangsa,” ujar Gubernur Lemhanas.
MUHAMMAD BAQIR
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini